Dihiasi dengan senyuman, si Bapak mulai membuka pintu.
'Assalamualaikum'. Ucap Bapak dengan tenang.
'Waalaikumsalam.' Jawab si Ibu sembari membimbing anaknya belajar.
'Eh, Bapak pulang. Narik hari ini dapat berapa Pak?', Lanjut Ibu.
'Alkhamdulillah Bu, InsyaAllah cukup untuk makan kita, bayar sekolah adek dan sisanya buat menabung.' Jawab si Bapak dengan tenang.
'Tolong ambilin minum dong Bu, habis narik becak seharian capek rasanya.'
'Iya Pak, saya ambilkan.'
'Sebentar ya dek, Ibu mau ngambil air minum dulu buat Bapak'. Lanjut Ibu.
Sembari menunggu ibunya kembali, si anak dengan sigapnya bertanya kepada Si Bapak.
'Pak, Pak, Pak.'
'Ada apa nak?'. Tanya Bapak.
'Katanya hari ini, hari pahlawan ya?'.
'Iya Nak, hari ini kan tanggal 10 November.'
'Memangnya kenepa?, kalau hari ini 'Hari Pahlawan'.
“Kasihan dong Pak, para pahlawan.'
'Kasihan kenapa dek?'
'Ya, kasihan lah. Nih fotonya'. Sambil menunjukan sebuah foto dokumtasi dari selembar buku sejarahnya.
''Mereka sudah sudah susah payah, masa dibayar dengan kesengsaraan dan kesengsarahan. Bahkan sekarang pun saya tidak tahu pak, Siapa penerus mereka?'
'Nak, penerus mereka ya kita-kita ini.'
'Loh kok bisa Pak?'
'Yang namanya Pahlawan itu, tidak harus yang berbau militer. Bapak bekerja narik becak dengan sungguh-sungguh pun itu termasuk JIWA PAHLAWAN.'
'Loh kok bisa Pak?.' Tanya si Anak.
'Dengan adanya kesungguhan dari Bapak mencari nafkah yang HALAL, Bapak hanya bisa berharap dengan uang seadanya ini Bapak bisa mendidik keluarga Bapak menjadi orang-orang baik.'
'Loh, kalau aku tugasnya apa pak?, biar jadi pahlawan?.'
'Tugas kamu sekarang adalah belajar dengan sungguh-sungguh agar menjadi orang baik.'
'Ow, begitu ya Pak.'
'Ini Pak, minumnya.' kata ibu.
'Ayo belajar lagi Nak.'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H