Seorang pelancong dari Cina datang ke Malaysia dan mengunjungi Visitor Centre Royal Selangor. Usai berkeliling, ia bersua dengan seorang perempuan yang sedang berbagi kisah teko teh keberuntungan, salah satu koleksi museum Royal Selangor kepada pengunjung lain.Â
Teko itu ditemukan seorang penduduk di Kajang, salah satu kota di Hulu Langat, Selangor semasa perang dunia kedua. Teko tersebut telah menyelamatkan penemunya dari timah panas yang mendesing di atas kepalanya saat ia merunduk untuk meraih teko dari tanah. Karena bentuknya menyerupai buah melon, teko itu kemudian dikenal dengan melon teapot.Â
Satu hari, di tahun 1970, saat membawa teko yang telah menyelamatkan nyawanya ke perajin timah untuk dipoles, para perajin mengenali cap Ngeok Foh yang tertera di dasar teko. Beberapa tahun kemudian, di jelang kematiannya; melon teapot dikembalikan oleh penemunya kepada penerus Ngeok Foh.
Si pelancong yang terpana dengan cerita perempuan itu, sontak berseru,"Aaaah, sekarang saya tahu, sekarang saya tahu!"
"Apa yang kamu tahu?" tanya perempuan itu.
"Ya .. sekarang saya tahu," jawab si pelancong.
Perempuan itu bercerita lagi. Ia menceritakan kisah si pelancong yang membeli melon teapot di salah satu gerai Royal Selangor setahun lalu tanpa pernah tahu kisah di balik melon teapot yang baru di dengarnya hari itu. Dalam setahun setelah membawa melon teapot ke rumahnya, pelancong itu mendapatkan keberuntungan yang beruntun memenangkan hadiah utama undian yang diikutinya.
"Ada yang mau mencoba keberuntungan? Belilah melon teapot!" Perempuan itu menutup kisahnya dengan senyum penuh arti.
Kisah di atas diceritakan oleh Datin Chen Mun Kuen, Â Direktur Royal Selangor Internasional Sdn, Bhd; saat rombongan media yang terdiri dari blogger, influencer, TV, dan media online yang diundang oleh Tourism Kuala Lumpur dan Gaya Travel Magazine; mengunjungi Visitor Centre Royal Selangor awal Maret 2018 lalu. Datin Chen adalah cucu Yong Koon, generasi ketiga pendiri Ngeok Foh, usaha kerajinan timah cikal bakal Royal Selangor.
Ngeok Foh berawal dari berkumpulnya tiga bersaudara dari Shantou di Selangor pada 1885. Mereka membuat kerajinan timah untuk perlengkapan ibadah dan membuka kedai kecil tempat memajang dan menjual hasil kerajinan.Â
Usaha ini terus berkembang, tak sekadar membuat perlengkapan ibadah tapi juga membuat perhiasan indah dari campuran timah putih dan timah hitam yang merambah ke pasar dunia.
Visitor Centre dibangun pada 2004, terbuka untuk sebagai tempat mengenalkan perjalanan sejarah Royal Selangor yang berawal dari usaha keluarga hingga menjadi perusahaan besar seperti sekarang.Â
Di tempat ini pengunjung tak hanya disuguhi cerita dan koleksi barang bersejarah Royal Selangor tapi juga sejarah tambang timah yang menghidupkan ekonomi Malaysia dari sektor industri pada abad 19.
Namun bila ingin mengikuti kelas dan belajar menjadi perajin timah serta menggunakan perkakas tradisional yang digunakan para perajin seabad lalu di School of Hard Knock akan dikenakan biaya RM 65/pengunjung.Â
Dan bila ingin belajar membuat perhiasan, dapat mengikuti kelas di The Foundry dengan biaya RM 180/pengunjung. Karya yang dibuat di kedua kelas tersebut akan menjadi buah tangan yang dibawa pulang oleh pengunjung.Â
Menutup kunjungan jika perut terasa lapar, mampirlah menikmati sajian makan siang atau secangkir kopi/teh di The Cafe sebelum meninggalkan Royal Selangor, saleum [oli3ve].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H