Promosi Rafly, sopir yang menjemput kami di Bandara Hasanuddin, Makassar, tentang kehadiran jembatan kaca di pelataran Patung Yesus Memberkati di Buntu Burake menggoda kami untuk memintanya membelokkan kendaraan ke Buntu Burake sesaat setelah kendaraan kami memasuki Toraja. Dalam perjalanan menanjak ke puncak bukit, saya mulai membayangkan rupa jembatan kaca yang digambarkan oleh Rafly -berdasarkan berita yang banyak beredar- akan menyerupai Zhangjiajie Skywalk di Hunan, Cina.
Ide pembangunan patung Yesus Memberkati datang dari Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, menyusul kehadiran salib raksasa di Bukit Singki', Rantepao, Toraja Utara, yang diresmikan pada Desember 2012 lalu. Destinasi wisata religi Patung Yesus Memberkati berada di ketinggian 1500 mdpl dan mulai dibuka untuk umum pada pertengahan 2015. Patung setinggi 40 meter yang berdiri di puncak bukit adalah hasil karya permatung asal Bantul, Yogyakarta; Hardo Wardoyo Suarto. Pembangunan kawasan wisata religi Patung Yesus Memberkati pada 2014 menghabiskan biaya 30 miliar. Pada awal 2016 kawasan ini sempat ditutup karena pemugaran serta pemugarannya tersangkut proyek fiktif dalam penyelidikan Kejaksaan Negeri Toraja.
Akhir 2017, kawasan wisata religi Patung Yesus Memberkati kembali mengalami pemugaran untuk menambah jembatan kaca sebagai pelataran pandang di kaki patung serta perbaikan beberapa sarana di sekitarnya. Kami datang tiga hari jelang hari natal ketika beberapa tukang masih terlihat asik bekerja dan pengunjung yang datang petang itu pun tak kalah seru bergambar di sekitar mereka.
Para pengunjung itu tak peduli meski menyeberangi pita pembatas dan berdiri di tempat yang tak boleh dilintasi pengunjung karena masih dalam tahap konstruksi. Tapi, tuntutan eksistensi membuat mereka melupakan keamanan diri sehingga beberapa di antaranya bebas bersandar, bahkan mencoba duduk di pagar besi yang belum terpasang sempurna dan masih menampakkan bekas las di sana sini. Anak-anak lepas dari orang tuanya yang asik bergambar sendiri, menikmati kebebasannya berlarian ke sana kemari di pelataran yang tak dipasangi pembatas yang aman.
Sedikit masukan kepada rekan seprofesi yang mengerjakan konstruksi icon Toraja di Burake! Beberapa gambar dan coment di bawahnya untuk menggambarkan kondisi hingga saat tgl 25 Des 2017 - Tommy Ekamitra
Meski kawasan wisata yang berada pada ketinggian 1500 mdpl ini sedang dipugar, pengelola tetap membuka dan membebaskan pengunjung mengitari tempat - tempat yang mereka senangi sesuka hati. Tak ada rambu - rambu peringatan untuk berhati-hati, tak ada tempat sampah, ruang toilet yang disediakan pintunya lebih banyak terkunci rapat dan tak tersedia air bersih, bahkan di warung-warung darurat penjual souvenir dan jajanan di dalam area wisata menyediaan toilet darurat tandingan!