Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Namanya Jokowi, Niatnya Tulus untuk Benahi Jakarta

20 Januari 2014   14:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin pagi saya terbangun dengan pemandangan Jakarta dari level 38 diselimuti kabut tebal. Ya, semalam balik ke tempat pengungsian pk 00 hujan deras tanpa ampun mengguyur Jakarta hingga beberapa ruas jalan yang dilalui sudah menjadi kolam-kolam kecil.

Sebaris pesan yang dikirimkan induk semang pun isinya mengabari semalam air masuk lagi ke dalam rumah. Lebih tinggi dari hari sebelumnya, semata kaki menggenangi kamar-kamar di lantai bawah rumahnya tempat sebelumnya kami mengungsi saat kamar mulai kebanjiran. Tak lupa, si ibu mengirimkan gambar pak eRTe bersama dua kurcacinya dengan wajah cerah ceria bergambar di halaman rumah yang masih digenangi air semata kaki ;)

Mencoba menikmati hari, saya duduk di depan layar kaca pencet tombol pindah channel sana sini mencari berita. Di layar tampak seorang pembaca berita dengan latar tampilan ruas jalan di salah satu komplek perumahan di barat Jakarta yang menjadi sungai bertutur," .... kebanjiran, warga meminta pemerintah memperbaiki sejumlah saluran drainase yang tidak berfungsi ..." Memang paling enak mencari kambing hitam dan menuntut tanpa mengingat kelakuan ketika sesuatu terjadi.

Mendadak perut mules-mules entah karena pengaruh beritanya atau imbas rangsangan kopi pahit di pagi hari. Sembari 'nongkrong di bilik kecil tangan asal comot majalah dari tumpukannya yang tergantung di sisi bilik untuk menghalau bosan. Lembarannya dibolak-balik hingga mata terhenti di lembar berikut:

[caption id="attachment_317083" align="aligncenter" width="486" caption="Jokowi gets things done (dok The Economist, January 26th 2013)"][/caption] Gambar di atas mengajak memori mengembara pada masa setahun yang lewat ketika kepergok sama beliau yang ada di gambar, di salah satu ruang pertemuan di gedung Kompas, Jakarta. Saya yang duduk di deretan bangku depan asik menyisir rambut yang tersibak angin ketika sosok berkemeja putih memasuki ruangan sembari tersenyum melangkah ke arah saya, mengulurkan tangan. *ahaiii, Maluku di Ambon ketika sadar siapa sosok yang sudah berdiri di depan*

Menjawab tanya beberapa yang hadir di pertemuan itu tentang peluang maju [mencalonkan diri] di 2014, dirinya hanya berkata bahwa yang ada dipikirannya adalah fokus dengan Jakarta. "Saya hanya ingin membenahi Jakarta."

[caption id="attachment_317085" align="aligncenter" width="486" caption="Salah satu harapan warga padanya (dok. koleksi pribadi)"]

13902027431205597596
13902027431205597596
[/caption] Ketika banjir [masih] melanda Jakarta setelah dirinya memimpin, banyak yang memberikan komentar-komentar miring tanpa mau berkaca pada rentetan perjalanan masa yang telah dilalui. Kinerja kegemarannya blusukan ke berbagai sudut Jakarta untuk memantau kondisi daerahnya pun dipertanyakan.

Lhaaa, segala sesuatu yang terjadi itu pasti ada pemicunya bukan? Tak mungkin air mendadak menggenangi seantero Jakarta bila salurannya tak disumbat dengan sengaja oleh warganya. Akumulasi kecerobohan yang dilakukan orang lain dari masa lalu koq ditimpakan kepada satu orang yang notabene baru menjejak; tanpa mau melihat perubahan-perubahan kecil yang telah dilakukannya bagi kota ini dalam setahun kedatangannya?

Saya tak tertarik dengan politik,  saya hanya seorang pejalan yang menumpang jalani kehidupan di Jakarta. Salah satu korban banjir yang harus menyingkir sejenak dari tempat tinggal demi menghindari genangan air. Jangan melihat apa yang telah dilakukan oleh orang lain, marilah kita sama-sama berdiri di depan cermin. Sebelum kita mengkritik orang lain tanya dulu pada diri masing-masing, apa yang telah engkau buat untuk Jakarta?

[caption id="attachment_317086" align="aligncenter" width="486" caption="Senyum yang selalu menghiasi wajahnya (dok. koleksi pribadi)"]

13902027881166847289
13902027881166847289
[/caption] Sosok berkemeja putih itu namanya Jokowi, niatnya tulus untuk jadikan Jakarta kota yang indah dan nyaman bagi warganya pun bagi kaum pendatang yang menjejak di ibukota negara Republik Indonesia ini. Tapi, keindahan itu tak akan terlihat, kenyamanan itu tak akan terwujud jika niatnya tak didukung dengan baik oleh warga kotanya sendiri. Kota ini tak akan menjadi lebih baik, jika warganya sendiri tak memiliki cinta pada kotanya. Karena cinta akan membuat seseorang memberi yang terbaik dan menjaga kecintaannya. Enjoy Jakarta, saleum [oli3ve].

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun