Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerakan Peduli Sahrul dan Sahril dari Jejaring Sosial ke Karya Nyata

21 Maret 2012   08:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:40 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran media sosial online menjadi salah satu penggerak aksi masyarakat dalam mewujudkan gerakan peduli terhadap sesama dan lingkungan. Berita yang dilansir oleh media disambut dan disebarkan ke masyarakat pengguna jejaring sosial kemudian menjadi topik aktual. Banyak yang tergerak meringankan langkah untuk berpartisipasi, meski di lain pihak tak sedikit yang kontra dengan berbagai alasan. Beberapa contoh aksi sosial yang digagas melalui dunia maya diantaranya:

Awal bulan Maret lalu SCTV menayangkan sebuah berita yang menjadi bahan pembicaraan para anggota komunitas dunia maya. Berita yang diturunkan di Liputan Siang mengenai dua bocah kakak beradik Sahrul Sahril Penderita Busung Lapar di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dari tayangan berita disebutkan kedua bocah yang ditinggal pergi oleh ibunya setelah kematian ayah mereka, pernah mendapat perhatian dari Pemda setempat ketika berlangsungnya pemilukada. Salah satu trik yang banyak digunakan untuk meraih simpati masyarakat dengan mengelabui nurani rakyat dalam usaha pencitraan diri para calon pemimpin. Sayangnya setelah proses panjang itu menuai hasil, rakyat lebih sering dilupakan. Hal ini pulalah yang terjadi pada dua bocah penderita busung lapar Sahrul dan Sahril. [caption id="attachment_177542" align="aligncenter" width="400" caption="Sahrul dan Sahril, kakak beradik penderita busung lapar di Polman, Sulawesi Barat (sumber gambar : Kompas.com)"][/caption] Donasi 007 dari Dunia Maya ke Dunia Nyata

Tergerak melihat kondisi Sahrul dan Sahril sebuah umpan dilemparkan oleh Adrianus Patiung ke groups facebook SSN (Solata Social Network) pada Kamis (08/03/2012) untuk menggetarkan nurani warga Toraja; mendapat sambutan yang positif. Meski tak saling mengenal, ikatan bathin antar warga Toraja dengan kedua bocah yang juga mewarisi darah Toraja dari sang ibu turut berperan menggerakkan nurani anggota komunitas SSN. Dari dunia maya sebuah aksi dimulai dengan membuka rekening peduli untuk mendukung kegiatan yang diberi nama Donasi 007 SSN 2012 dibawah koordinasi saudara Adrianus Patiung. Setiap informasi terbaru dari lapangan serta langkah dan keputusan penting yang memerlukan penanganan didiskusikan di groups SSN dipantau langsung para SSN'ers yang berdomisili di Jakarta, Palu, Makassar, Toraja, Mamasa, Balikpapan, Amerika dan daerah lainnya.

Pada Sabtu (17/03/2012) sebuah tim kecil dari SSN berangkat dari Makassar ke Polman untuk melihat kondisi Sahrul dan Sahril dibantu oleh rekan dari Mamasa Community (MC). Selain membawa bantuan, tim melihat langsung kondisi kedua bocah di RSUD Polman dan mengambil langkah yang diperlukan untuk penanganan kesembuhan mereka. Sahrul dan Sahril yang saat itu dirawat di bangsal sesuai dengan yang ditanggung Jamkesnas; dipindahkan ke kamar VIP agar mendapatkan perawatan yang lebih insentif. SSN mengambil inisiatif untuk menanggung biaya perawatan dan komit untuk menjadi penjamin atas biaya yang akan timbul. Sayangnya, sekembalinya SSN ke Makassar pihak rumah sakit memindahkan kembali kedua bocah malang tersebut ke bangsal dengan alasan tidak ada yang menjamin biaya pengobatan. Hal lain yang mencuat ke permukaan adalah, jika bibi dari kedua bocah yang selama ini merawat si kecil dimintai bantuan untuk mengawasi dan merawat Sahrul dan Sahril; mereka meminta tambahan biaya sebesar 4 juta/bulan sebagai kompensasi. Sebuah komitmen dipertaruhkan demi keselamatan generasi bangsa ini.

[caption id="attachment_177548" align="aligncenter" width="550" caption="Kondisi Sahrul dan Sahril dalam perawatan tim medis RSUD Polman (dok. Solata Social Networks)"]

13323190002072197188
13323190002072197188
[/caption] Berita terkini dari yang dibagikan di group SSN, Sahrul dan Sahril saat ini dibawah pengawasan dokter spesialis anak. Kondisinya sudah mulai membaik dan berat badan mereka juga mulai bertambah. Mereka kini ditempatkan di kamar kelas III dengan biaya perawatan dan obat ditanggung oleh pemerintah lewat program Jamkesnas. Sangat disayangkan, haruskah media menyoroti terlebih dahulu untuk menggerakkan nurani pemerintah daerah? Kita tidak bisa menutup mata bahwa gerakan peduli sesama banyak bermunculan dimana-mana. Banyak pihak yang berempati untuk ikut mengulurkan bantuan, bahkan yang sekedar datang untuk misi seremonial pun ada. Yang sangat jarang dipikirkan adalah pasca bantuan diberikan, pasca perawatannya bagaimana? Sebuah contoh nyata pada kasus Sahril dan Sahrul mengingat tindakan pemerintah daerah yang pernah memberikan bantuan sesaat tanpa memantau kondisi mereka. Berangkat dari pengalaman tersebut, SSN tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan dan memantau perkembangan Sahrul dan Sahril hingga kondisi mereka benar-benar pulih serta memikirkan bantuan biaya pendidikan mereka. Di samping itu, SSN juga terus berusaha mengumpulkan informasi dan mencari keluarga dari pihak ibu kedua bocah ini.

Busung Lapar Masih Mengancam Anak-anak Indonesia

HO (Honger Oedema) atau yang lebih dikenal dengan penyakit busung lapar adalah kondisi yang terjadi pada anak-anak karena kekurangan asupan gizi yang cukup untuk masa pertumbuhannya (malnutrisi). Busung lapar dapat ditekan dengan adanya kerja sama yang baik dan penanganan yang serius dari pihak-pihak yang terkait seperti pemerintah daerah, lembaga swasta nasional/internasionaldan komunitas masyarakat. Kondisi buruk seperti menurunnya tingkat kecerdasan, rabun senja dan rentan penyakit terutama infeksi, mengancam penderita busung lapar. Itulah sebabnya tetap diperlukan pemantauan perkembangan kesehatan mereka paska kesembuhan. Hal ini pulalah yang menjadi pemikiran tim SSN untuk meminta bantuan pengawasan dari seorang perawat di RSU Polewali yang bersedia memantau kondisi Sahrul dan Sahril.

Dana yang terkumpul hingga saat ini sebesar Rp 10,790,222; bagi yang tergerak untuk membantu dapat menyalurkan dananya ke rekening SSN Peduli Bank Mandiri 152-00-1211004-1 a/n ANY(SSN) dengan menambahkan tiga digit terakhir 007.

Kepedulian kita mungkin hanyalah langkah kecil, terlalu muluk untuk bermimpi menyelamatkan bangsa ini. Tapi justru dari gerakan kecil inilah yang menjadi sangat berarti ketika sampai pada sasaran yang tepat yaitu mereka yang benar-benar membutuhkannya. Semoga kepedulian dan tindakan nyata SSN cukup berarti untuk masa depan anak-anak Indonesia. [oli3ve]

Sumber Informasi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun