Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menguak Misteri Kematian Jenderal Simon Spoor

24 Februari 2012   10:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:14 8581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_173238" align="aligncenter" width="533" caption="Makam Spoor di Menteng Pulo sekarang (dok. koleksi pribadi)"][/caption]

Kemarin siang saat iseng berselancar di dunia maya, saya menemukan berita mengenai seminar yang diadakan oleh Eksponen 66 Sumater Utara yang dimuat di Harian Andalas dan Metro Siantar. Seminar yang berlangsung di Hotel Tor Sibohi Sipirok, Tapanuli Selatan (17-18 Pebruari 2012) ini membahas kontroversi tewasnya Jenderal Spoor. Saya lalu teringat pertanyaan seorang kawan di depan makam Jenderal Spoor awal Pebruari lalu,”Lip, si Spoor ini siapa ya? Terus, meninggalnya kenapa?

[caption id="attachment_173236" align="alignleft" width="300" caption="Jenderal Simon Hendrik Spoor (sumber gambar : www.geschiedenis.24.nl)"]

13300798162041566686
13300798162041566686
[/caption] Setelah mengunjungi makam Aubertin Mallaby Sabtu (04/02/2012), kami menyempatkan berkunjung ke makam Spoor. Ini adalah kunjungan kedua saya setelah kunjungan tahun 2006. Jenderal Simon Hendrik Spoor lahir di Amsterdam, 12 Januari 1902 adalah panglima tertinggi tentara kerajaan Belanda (KNIL/Koninklijk Nederlands Indisch Leger) di Hindia Belanda (1945 – 1949) dan meninggal 25 Mei 1949 di Batavia (sekarang Jakarta). Hampir serupa dengan Mallaby, kematian Spoor juga dilingkupi berbagai kontroversi berikut:
  1. Spoor tewas tertembak saat pertempuran hebat di Aek Kambiri, Simagomago, Sipirok. Spoor terkena peluru yang ditembakkan oleh Letnan Satu Sahala Muda Pakpahan (Naga Bonar ?) pada 23 Mei 1949. OK-lah bisa saja Spoor mati di luar pulau lalu jasadnya dimakamkan di Jakarta (lihat kasus Mallaby, mati dalam pertempuran di Surabaya namun tempat peristirahatan terakhirnya di Jakarta). Namun sayang informasi seputar peristiwa ini kurang diekspos sehingga tak ada bukti kuat ke arah sana.
  2. Spoor meninggal karena serangan jantung dalam pertemuan Roem-Roijen di Batavia pada 1949. Perjanjian Roem-Roijen berlangsung 14 April – 7 Mei 1949 di Hotel des Indes Batavia; bisa saja setelah kena serangan jantung Spoor masih mengalami koma. Namun dari beberapa sumber menyebutkan kalangan orang dekatnya mengatakan Spoor tidak menderita penyakit jantung. Jadi versi ini agak meragukan.
  3. Ada yang mengatakan Spoor meninggal karena diracun di Belanda. OK ini lebih gak masuk akal, jika meninggal di Belanda kenapa makamnya ada di Jakarta?
  4. Spoor meninggal karena diracun saat menikmati santap siang untuk merayakan kenaikan pangkatnya di De Jachtclub, Tandjung Priok - Batavia. Hari itu Jumat (20 Mei 1949) Spoor makan bersama ajudannya Kapten Smulders dan Kepala Pendeta Verhhoeven. Setelah mengalami koma selama 5 (lima) hari Spoor meninggal pada tanggal 25 di bulan yang sama pk 12.15 akibat racun yang sudah menjalar ke jantung.

Rumors kuat yang beredar seputar kematian Spoor adalah berkaitan dengan usahanya untuk membongkar kasus korupsi yang dilakukan oleh para jenderal Belanda yang berada di bawahnya. Informan Spoor, Letnan Muda Rob Aernout seorang anggota polisi rahasia Belanda sebelumnya dibunuh di kediamannya pada 28 Pebruari 1948. Menilik kasus tersebut, wajar jika Spoor menjadi incaran untuk disingkirkan oleh para jenderal yang kegiatannya bakal terkuak dan posisinya terancam. Setelah acara santap siang di De Jachtclub, Smulders mengalami koma selama 4 (empat) hari sedang Verhoeven dievakuasi ke Belanda. Pada 27 Agustus 2003, Smulders memberikan konfirmasi bahwa semua laporan medis seputar kematian Spoor sengaja ditutupi oleh Belanda dan arsipnya dimusnahkan. Konon, Kepala Dinas Kesehatan Militer Belanda Mayor Jenderal dr. Simons memandang tidak perlu melakukan otopsi pada jenazah Jenderal Spoor. [caption id="attachment_173237" align="aligncenter" width="500" caption="Upacara pemakaman Jenderal Spoor di Menteng Pulo (sumber gambar : www.findagrave.com)"]

13300799821604268553
13300799821604268553
[/caption]

Hingga kini penyebab kematian Spoor yang mendadak tetap menjadi misteri. Spoor dimakamkan di Taman Makam Kehormatan (Ereveld) Menteng Pulo; taman pemakaman yang dibuka oleh Spoor tahun 1947 di lahan yang diwakafkan sebagai tempat pemakaman korban perang dunia kedua.[oli3ve]

note : *dikutip dari berbagai sumber, jika ada yang tahu hasil seminar di Sipirok kemarin mari berbagi* [update per 9 Apr 2012] Salah satu konklusi seminar Siporok 17-18 Februari 2012 adalah meminta kerangka Jend Spoor dipindahkan dari Menteng Pulo ke Sipirok untuk membangkitkan harga diri masyarakat Sipirok. Konon hal ini sudah disetujui oleh Dubes Belanda.  Pertanyaannya jika makam tersebut dipindahkan apakah pengurusannya akan terpelihara seperti di Ereveld? Beritanya ada si sini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun