Pagi hari ini (Senin, 23/01/12) kawasan pecinan Jakarta terlihat senyap, jalanan yang biasanya dipadati pedagang dan pengunjung pasar sepi. Keramaian baru mulai terllihat di sekitar Vihara Dharma Bhakti , Glodok Jakarta Barat saat tukang parkir berteriak mengatur keluar masuknya kendaraan di jalanan yang kecil, suara pedagang bunga yang menawarkan dagangannya serta beberapa warga tak mampu yang meminta sedekah berupa angpao di gerbang. Asap dan wangi hio yang dibakar oleh umat pagi itu berlomba membubung ke angkasa membuat mata perih. Sedari pagi warga tak mampu telah memadati halaman vihara, mereka duduk dengan tertib mengantri rejeki di Tahun Baru Cina. [caption id="attachment_165651" align="aligncenter" width="550" caption="warga berduyun-duyun memasuki vihara Dharma Bhakti, Glodok (dok. koleksi pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_165652" align="aligncenter" width="550" caption="warga tak mampu mengantri rejeki di depan vihara Dharma Jaya/Tao Se Bio, Glodok (dok. koleksi pribadi)"]
[/caption] Di kawasan Glodok sendiri ada sekitar (lima) klenteng tua namun yang paling ramai dikunjungi adalah Dharma Bhakti seperti yang nampak pagi tadi. Puluhan orang bergantian masuk ke dalam klenteng membawa persembahan untuk dipersembahkan kepada dewa-dewi sebagai ungkapan syukur memasuki Tahun Baru 2563 menurut kalender lunar Cina. Semakin siang, tempat antrian yang dibatasi dengan tambang terlihat mulai agak sepi. Sepertinya ada pergantian antrian, karena sebagian warga ada yang bergeser dan pindah duduk ke kelenteng Tao Se Bio (Vihara Dharma Jaya). Sekitar pk 11 terlihat kesibukan petugas satpol PP di Jl Kemenganan III, kendaraan dilarang melintas dan lalu larang manusia yang hendak menuju dan kembali dari vihara diminta untuk tertib. Menurut seorang bapak yang berdiri di pinggir jalan akan ada arak-arakan barongsai. Mendengar kata barongsai, beberapa pengunjung yang menenteng kamera mulai bersiap mencari tempat strategis tapi barongsainya tak lewat-lewat. Setelah menunggu sekitar 20 menit, seorang petugas mondar-mandir meminta warga di sekitar jalan untuk berjajar dengan rapi. Dari depan tampak rombongan kelurahan (?) mengenakan seragam batik, lalu sekelompok pemuda dari Karang Taruna dan satpol PP berjejer dengan rapi. Suara tetabuhan sudah terdengar dari mulut gang namun barongsai tak kunjung muncul, ketika rombongan yang berjalan dari depan semakin mendekat tiba-tiba muncul sosok yang tak asing bagi warga Jakarta. Ternyata arak-arakan dari depan tadi mengiringi kedatangan Foke dan rombongan. [caption id="attachment_165655" align="aligncenter" width="550" caption="Fauzi Bowo Gubernur DKI Jakarta bersalaman dengan warga di Petak Sembilan (dok. koleksi pribadi)"]
[/caption] [caption id="attachment_165656" align="aligncenter" width="550" caption="Karang Taruna Alay joget-joget menghibur diri sendiri (dok. koleksi pribadi)"]
[/caption] Mana barongsainya? Kenapa si barongsai tidak meliuk-liukkan badannya? Suara tetabuhan berangsur mereda dan manusia yang tadinya bergerombol di mulut gang berjalan mengiringi rombongan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang akrab dipanggil Foke menuju Dharma Bhakti. Kembali bisikan terdengar dari bapak yang tadi mengatakan akan ada barongsai, untuk menyambut kedatangan Foke hanya orang-orang berkepentingan yang diijinkan berada di sekitar vihara termasuk awak media. Gong Xi Fa Cai! [oli3ve]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya