Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Mengenal Budaya Thailand lewat Tari

6 Maret 2014   20:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surprised! Akhir Pebruari lalu dari iseng-iseng ikut kuis yang diadakan oleh Women’s Health Indonesia (WHI), Perempuan Keumala menjadi bagian dari 10 (sepuluh) perempuan terpilih yang menang kuis. Hadiahnya, mendapat kesempatan menonton pertunjukan tari Thailand dan mengikuti workshop tari di The Royal Thailand Embassy, Mega Kuningan, Jakarta, Minggu (02/03/14). Senangnya tak terkatakan mengingat Januari – Pebruari lalu Perempuan Keumala berbagi #InspirasiKeumala yang juga bertema TARI.

Kegiatan yang dimulai pk 13.15 itu diawali dengan sajian instrumen berupa paduan irama dari bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh alat musik tradisional Thailand yang dibawakan oleh Chantaburi College of Dramatic Arts. Irama yang dihasilkan oleh ching, taphon, pong lang, pi dan alat musik lainnya mengajak jemari untuk ikuti irama meliukkan geraknya perlahan.

[caption id="attachment_326179" align="aligncenter" width="486" caption="Natalilamalarangsan/Hat Dance (dok. koleksi pribadi)"][/caption]

Mr. Nithee Seeprae, Director of Tourism Authority of Thailand (TAT) di Jakarta dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Thailand lewat seni khususnya TARI. Dari 10 (sepuluh) pemenang kuis, yang hadir siang itu hanya delapan orang dan Perempuan Keumala bersyukur bisa ikut mengambil bagian dalam kegiatan ini. Mr Nithee pun berharap lewat kegiatan ini dan melalui pengalamalan singkat mengikuti workshop, para peserta workshop dapat berbagi informasi seputar seni budaya Thailand kepada masyarakat Indonesia melalui media sosial.

[caption id="attachment_326180" align="aligncenter" width="486" caption="Chatri Dance (dok. koleksi pribadi)"]

1394087138976812545
1394087138976812545
[/caption]

Pentas tari dibuka dengan Natalilamalarangsan atau Hat Dance yang dibawakan dengan riang gembira oleh tiga penari perempuan. Lalu disusul dengan tarian dari wilayah Selatan Thailand yang dibawakan oleh sepasang penari dengan kostum tutup kepalanya yang tinggi dan ujung-ujung jari yang lancip, Chatri Dance. Serng Pong Lang Dance menutup pertunjukan tari dengan menampilkan dua pasang penari membawakan tari pergaulan. Tarian  yang berasal dari north eastern Thailand ini khusus dibawakan oleh muda-mudi yang belum menikah. Sedang pang long sendiri sebenarnya adalah nama alat musik tradisional.

Selain Mr. Nithee dan beberapa perwakilan dari TAT Jakarta, kegiatan ini pun dihadiri oleh Ibu Ambassador Mrs. Pasakorn Siriyaphan yang bergabung mengikuti acara dari awal hingga selesai.

[caption id="attachment_326182" align="aligncenter" width="486" caption="Mr. Nithee Seeprae, Director of Tourism Authority of Thailand (TAT) di Jakarta berdiskusi dengan Endang Moerdopo, penulis Perempuan Keumala di sela rehat workshop tari (dok. koleksi pribadi)"]

13940872291838126934
13940872291838126934
[/caption]

[caption id="attachment_326183" align="aligncenter" width="486" caption="Para penari dari Chantaburi College of Dramatic Art, Thailand berfoto bersama TAT Jakarta dan Ibu Ambassador usia pentas tari (dok. koleksi pribadi)"]

13940872991230082628
13940872991230082628
[/caption]

[caption id="attachment_326184" align="aligncenter" width="486" caption="Sampai jumpa di Negeri Gajah Putih (dok. koleksi pribadi)"]

1394087379712622479
1394087379712622479
[/caption]

Acara yang dinanti-nanti pun tiba, workshop tari.  Delapan pemenang kuis online WHI yang hadir di kedutaan hari itu diajak untuk belajar menari. Beberapa gerakan Serng Pong Lang Dance pun mulai dipelajari dengan dibimbing oleh penari-penari asli dari Thailand.  Dari langkah yang patah-patah, tangan yang salah putar, kaki yang beradu, badan yang kaku hingga gerak tangan/kaki yang tidak mengikuti hitungan di kepala tapi semua dapat dinikmati dengan riang gembir. Hasilnya keringat bercucuran membasahi baju meski berlatih di ruang berpendingin.

Di akhir workshop, Mbak Cici dari WHI menyampaikan total kalori yang dibakar selama lebih kurang 2 jam bergerak menari sebesar 500 kalori. Coba bandingkan dengan penari profesional yang bisa membakar 600 – 700 kalori karena telah menguasai gerakan-gerakan tarinya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tari adalah seni oleh tubuh untuk menyehatkan jiwa dan raga jika dilakukan dengan intens, disertai latihan yang baik dan benar.

Senang bisa belajar TARI Thailand meski baru tahap basic, mari berbagi #InspirasiKeumala lewat paduan gerak dan nada. Selamat menari [oli3ve].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun