Mohon tunggu...
Olga Oviolitta
Olga Oviolitta Mohon Tunggu... Lainnya - Agribisnis

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jawa Timur Makmur: Inovasi Teknologi dalam Pembangunan Pertanian

25 Mei 2023   23:30 Diperbarui: 25 Mei 2023   23:44 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi terbesar di pulau Jawa dengan luas wilayah sebesar 47.799,75 Km2, letak geografis Provinsi Jawa Timur adalah 111o0'-114o4' Bujur Timur dan 7o12'-8o48' Lintang Selatan. Jawa Timur terkenal dengan produksi tanaman pangan. 

Menurut data dari BPS produksi padi di Jawa Timur mencapai angka 9,6 jt ton GKG (Gabah Kering Giling) pada tahun 2022 dan produktivitas tanaman sebesar 56,82 kw/ha dengan luas lahan padi sebesar 1,70 jt ha. 

Produksi beras tertinggi Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Lamongan dengan total produksi tahun 2022 sebesar 521 ribu ton dan produksi terendah pada Kota Mojokerto dengan total produksi 2,9 ribu ton (BPS, 2022). Berdasarkan data bulan Januari-April 2023 luas panen padi mencapai 828 ribu hektare dengan produksi gabah kering giling mencapai 4,7 jt ton dan produksi beras mencapai 2,7 jt ton. 

Namun jika dilihat dari data tahun 2021, menunjukkan adanya penurunan dari produksi hingga luas lahan. Pada tahun 2021 luas lahan yang ditanami padi di Jawa Timur mencapai 1,74 jt ton dengan total produksi mencapai 9,7 jt ton/th. Penurunan luas panen mencapai 3,11% dan disusul dengan penurunan produksi padi mencapai 2,69% (BPS, 2023)

Salah satu penyebabnya yaitu alih fungsi lahan yang terus terjadi setiap tahunnya di Jawa Timur. Penurunan produksi padi setiap tahunnya akan berdampak negatif terhadap penduduk, pasalnya setiap tahun akan semakin meningkat konsumsi beras di Jawa Timur. 

Oleh karena itu terdapat salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan penggunaan teknologi. Teknologi merupakan alat bantu atau suatu sarana yang membantu kita untuk melakukan sesuatu lebih mudah. 

Teknologi tidak hanya seperti teknologi infomasi atau komunikasi, namun adapula teknologi di bidang pertanian. Dengan adanya teknologi ini maka muncul istilah smart agriculture atau smart farming. Smart farming merupakan pertanian modern yang melibatkan teknologi digitas dan informasi didalamnya, salah satu contohnya yaitu penggunaan AI (Artificial Intelligence) dan IoT (Internet of Things). 

Tujuan penggunaan AI (Artificial Intelligence) yaitu untuk menganalisis dan mencari interaksi dalam skala yang lebih luas tentang jumlah data yang dihasilkan melalui banyak sensor (Baerdemaeker, 2023). Hubungan IoT dengan pertanian dapat didefinisikan sebagai alat bantu penginderaan dan instrumen lain untuk setiap kegiatan pertanian menjadi data. IoT juga sering disebut sebagai pertanian 4.0. Berdasarkan Abu et al (2022) pada tahun 2050 diprediksi bahwa IoT akan mampu meningkatkan hasil pertanian 70% lebih tinggi. Oleh karena itu pertanian di Indonesia saat ini sudah banyak yang menggunakan teknologi digital untuk pertanian.

Teknologi digital sudah banyak berkembang di Indonesia, contohnya yaitu penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida, evaluasi data dan pengecekan dini tentang hama penyakit yang menyerang. Tanaman padi merupakan salah satu tanaman yang rawan terkena serangan hama dan penyakit, oleh karena itu sangat diperlukan teknologi untuk mengetahui lebih dini mengenai gejala yang timbul. Penggunaan drone juga mempermudah petani dalam penyemprotan pestisida, pasalnya jika penyemprotan dilakukan konvensional akan menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga. Dengan keterlibatan teknologi digital dalam pertanian khususnya produksi padi di Jawa Timur, diharapkan mampu mempertahankan hasil produksi meskipun luas lahan yang semakin berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

 

Abu, N. S., Bukhari, W. M., Ong, C. H., Kassim, A. M., Izzuddin, T. A., Sukhaimie, M. N., Norasikin, M. A., & Rasid, A. F. A. (2022). Internet of Things Applications in Precision Agriculture: A Review. Journal of Robotics and Control (JRC), 3(3), 338--347. https://doi.org/10.18196/jrc.v3i3.14159

Baerdemaeker, J. De. (2023). Artificial Intelligence in The Agri-Food Sector. European Union.

Badan Pusat Statistik. 2023. Luas Panen dan Produksi Padi di Jawa Timur 2022 (Angka Tetap). BPS Jawa Timur.

Badan Pusat Statistik. 2022. Luas Panen dan Produksi Padi di Jawa Timur 2021 (Angka Tetap). BPS Jawa Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun