Mohon tunggu...
Kay
Kay Mohon Tunggu... -

Sapiosexual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Menjual" Diri Sendiri

8 Juli 2018   22:17 Diperbarui: 8 Juli 2018   22:30 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai seorang wanita mandiri dan pekerjaan saya sebagai sales, menuntut saya untuk bisa menjual diri sendiri.

Jangan bersalah sangka menjual diri sendiri disini bukan dalam konten negatif, tetapi saya sebagaimana perempuan yang harus perduli dengan diri sendiri (dicatat : menghargai diri sendiri) karena itu adalah bekal dan senjata saya untuk maju kemedan pertempuran dunia. Hahaha....

Tapi saya berbicara apa adanya sebagai seorang perempuan. Kita harus bisa menjual diri kita sebaik mungkin bukan hanya dari segi penampilan tetapi juga meliputi wawasan dan tentu saja yang terpenting atitude.

Penampilan : sebagai seorang perempuan dan pekerjaan saya seorang sales, saya harus bisa menjaga cara saya berbusana, riasan, tentu saja bentuk tubuh yang ideal. 

Tidaklah pantas rasanya ketika saya bertemu dengan klien dengan sandal jepit atau dengan pupur putih yang masih kelihatan di jidat atau baju yang kelihatan udel yang hitam karena belum dibersihkan bertahun tahun atau kasus yang paling membuat saya dan semua pembaca kompasiana ini adalah bau badan. Ughhhhh...

Saya merasa penilai yang baik untuk diri saya adalah diri saya sendiri, meskipun opini dan masukan teman itu penting, saya harus bisa memperlihatkan pada mereka seperti apa kualitas saya. Jadi berpenampilanlah seperti kamu melihat saingan terberatmu setiap hari.

Wawasan : Seperti yang pernah saya ceritakan di cerita sebelumnya sebagaimana saya dipandang remeh oleh rekan kerja saja (karena saya memiliki penampilan yang menarik jadi mereka berasumsi saya seperti gadis blonde dari negeri sana yang cantik tapi otak udang) saya membekali diri dengan wawasan yang datangnya dari segala macam.

Media di internet seperti kompasiana, atau bacaan aktual, olahraga, politik, bahkan gosip perlu saya jadikan media penghantar yang baik untuk memulai suatu pembicaraan. Bukan pendidikan saja yang saya maksud disini sebagai bahan wawasan saya, tetapi kadang membuka diri untuk cerita baru, hal baru, bahkan orang baru bisa menjadi bahan memperluas wawasan.

Bahkan ketika mereka membicarakan sesuatu hal yang baru dan asing buat saya, buru-buru saya buka mbah google dan mencari tau apa sih yang dibicarakan. Gak perlu tau terlalu dalam semua tapi paling engga bisa terlibat didalamnya dan tidak kelihatan bodoh.

Jadi Pengetahuan adalah jendela dunia. Meskipun mungkin penampilan dan fisik kita kurang mendukung tetapi dengan wawasan kita yang baik siapapun akan menilai kita lebih.

Atittude : Saya punya teman, cantik blasteran pintar dan ramah tapi kalau lagi nonton bioskop kakinya naik ke atas bangku penonton di depan-nya. Waktu itu pacar saya langsung membelakak-kan matanya dan membuang muka.

Cantik kok gitu sih kelakuannya? Begitu menurut dia. Hai, waktu kita sedang di masyarakat umum mulailah membiasakan diri memiliki prinsip atittude yang baik. Karena semua orang akan melihat kelakuan kelakuan kita. 

Harusnya kita ingat bahwa lebih mudah memberikan penilaian negatif daripada positif kepada semua orang yang pertama kali kita jumpai (jawabnya jujur jangan pake di sensor yah) jadi lebih baik belajar berprilaku baik daripada membentuk mindset orang terhadap kita itu kurang baik. 

Ga mau kan kita (apalagi saya) di kenalnya sebagai "Kay? Oh cewe yang kemarin nonton angkat kaki di bioskop itu? Sayang ya cantik tapi kelakuan minus." Engga banget deh saya anti dengan hal seperti itu apalagi kesan pertama. Alamakjang...

Saya menuliskan hal ini bukan semerta-merta seakan saya melecehkan atau menghakimi orang lain yang bertubuh lebih berat daripada saya, atau berwajah kurang, atau berpengetahuan kurang, berkepribadian kurang atau saya memberi kesan bahwa "kok bisa seorang penulis ngajarin menjual diri" lebih daripada itu semua saya hanya ingin share pengalaman pribadi saya dalam tolak ukur dari sekian banyaknya orang yang saya mintai pendapat.

Manusia akan menilai kita dari apa yang mereka lihat sendiri, dan nilainya hanya pribadi orang itu yang tau. Tetapi, untuk membuat penilaian "harga" itu adalah diri kita yang memulai. Bagaimana kamu mau menjual diri kamu sendiri di depan orang lain dan bagaimana kamu men-visualisasi-kan apa yang mereka lihat dan nilai tentang kamu.

Jadi, bagaimanakah kamu ingin menjual dirimu sendiri? Mari kita memulai....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun