Mohon tunggu...
Kay
Kay Mohon Tunggu... -

Sapiosexual

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mengenal Bahasa "Murah" dan "Mahal" dalam Review Tulisan Seseorang

21 Juni 2018   12:12 Diperbarui: 21 Juni 2018   18:49 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kali saya membaca ulasan review dari berbagai macam tulisan baik itu di blog, media social, majalah, dan yang lain yang tidak dapat saya ingat satu persatu. Sebagai salah seorang pengamat, saya memperhatikan dalam satu tulisan review penjabaran mereka terhadap satu tempat bisa berbeda beda, apalagi dalam menyangkut "Harga".

Si A misal menuliskan bahwa harga di restaurant ini sangat mahal, Si B menuliskan bahwa harga makanan di restaurant yang sama harganya relatif aman untuk di kantong, Si C menuliskan juga bahwa harganya mahal, tetapi lain lagi dengan si D yang mengatakan harganya masuk akal.

Kadang kita sebagai pembaca awam yang ingin pergi kesuatu tempat dan mencari review dari orang-orang lain yang pernah datang kesana sangatlah membingungkan dan meragukan. Sedangkan waktu untuk bertanya kepada merekapun sangat terbatas. Bersyukur bilamana ada penjabaran detail kurang lebih berapa biaya yang harusnya di persiapkan bila kita pergi ketempat tersebut.

Setelah sharing pendapat dengan kakak perempuan dan teman saya, tercapailah satu pemikiran di dalam benak saya bahwa mahal atau murah adalah effort dan  hasil yang mereka dapatkan dari satu tempat tersebut mengambarkan bagaimana cara mereka menilai.

Saya menarik suatu kasus sebagai pemikiran saya, kakak saya, dan teman saya yang sudah pergi ke kedai kopi di Mall kawasan Jakarta Pusat, beginilah kurang lebih ceritanya

Kakak : "gila yah, harga secangkir kopi yang kemarin aku minum itu beda sedikit dengan harga steaknya. Tau gitu mendingan makan steaknya aja daripada minum kopi itu"

Teman : "memang sih mahal harganya, tapi kan kopi yang kamu minum itu speciality mereka dan rasanya juga berbeda dari kopi lainnya. Rasa steaknya juga dengan harga segitu pantas sih dibandingkan dengan steak biasa yang kita makan."

Kakak : "Steaknya juga mahal sih, cuman kopinya harganya gak sopan apalagi harga kopi yang kamu minum lebih murah jauh dari punyaku. Meskipun bener sih kalau rasa juga ngga bohong. Ya mungkin bayaran untuk pengalaman memang harus mahal."

Dan terus berlanjut perbincangan kita bertiga...

Saya berpendapat (entah orang lain setuju atau tidak dengan pendapat saya) Pemilihan kata murah dan mahal itu harus di kembalikan kepada individual masing-masing orang dari effort, hasil, dan  kemampuan finansial masing-masing penulis. Untuk saya membeli kopi senilai 125.000 dan steak senilai 155.000 di dalam suatu kawasan mall besar di Jakarta Pusat itu sepadan dengan apa yang saya dapatkan.

Meskipun gaji saya pas pas-an, tetapi saya melihat banyak value yang saya dapatkan dari kopi senilai 125.000 tersebut. Saya mendapatkan kertas yang berisi ulasan  kopi tersebut, darimana asalnya, termasuk golongan jenis apa kopi tersebut, rasa yang di miliki kopi tersebut, wangi dari kopi tersebut, dan seterusnya. 

Saya menjadi lebih tau tentang kopi bahkan saya tertarik untuk lebih mengetahui tentang kopi lain yang mereka punya ketimbang harus setiap kali datang ke kedai kopi tetapi hanya memesan ice lychee tea atau cappuccino. 

Sembari saya menikmati indahnya kedai kopi exclusive yang mana pengunjungnya tidak terlalu padat sehingga saya tak perlu gusar ketika saya sibuk menikmati secangkir kopi dan menulis atau menikmati gawai saya, pengalaman saya menemukan hal-hal yang baru di tempat baru yang saya datangi rasanya cukup masuk akal. 

Tapi bilamana kantong dompet mulai mengetat, tempat seperti ini bisa menjadi hal yang paling harus di hindari karena bukannya menikmati hari sambil minum kopi tetapi menghitung berapa banyak yang harus kita bayar untuk menikmati hari kita. Syukur syukur kalau ada teman yang sedang berbaik hati mentraktir duduk nongkrong menikmati kopi, laptop, dan gawai saya tanpa memikirkan biaya yang saya keluarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun