Meskipun banyak pasar negara berkembang tertinggal dalam pengembangan tenaga kerja Industri 4.0, ini tidak berarti bahwa mereka tidak dapat berpartisipasi dalam Industri 4.0. Ada banyak metode, kebijakan, dan upaya kolaboratif (multilateral) yang dapat mempercepat kesiapan mereka menghadapi Industri 4.0. Negara-negara BRICS harus memanfaatkan kesempatan untuk berkolaborasi dalam pengembangan keterampilan dan mempersiapkan tenaga kerja mereka untuk Industri 4.0. Digitalisasi adalah pendorong utama transformasi teknologi dalam rantai nilai menuju Industri 4.0 dan banyak organisasi menyadari dan mengakui perlunya mempersiapkan perubahan, tetapi jauh lebih sedikit yang secara aktif menerapkannya. Oleh karena itu, BRICS sebagai forum pengelompokan kuat negara dalam pasar ekonomi harus bisa menyesuaikan ulang startegi yang telah mereka rancang menjadi lebih modern.
Alexander Sergunin, V. K. (2020). International Relations Theory and the BRICS Phenomenon. JCIR: Special Edition, 67-88.
David Monyae, B. N. (2021). The BRICS Order Assertive or Complementing the West? Swiss: Springer Nature Switzerland.
Zondi, S. (2022). The BRICS Summit in 2022: Continuity of Change? Journal of BRICS Studies Vol 1, 90-92.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H