Di internet, di forum-forum pembaca, sejumlah orang seolah menyiapkan kebon binatang caci maki untuk FPI. FPI, kata mereka, adalah kelompok fundamentalis. Badut, kata sebagian. Preman, bodoh, dan masih banyak lagi. Ada yang menyesalkan kenapa polisi tak "mengenyahkan" saja mereka. Ada yang memancing kecemasan dengan bilang: Indonesia sebentar lagi jatuh dalam "situasi Taliban". Ada yang menantang dan berdoa agar "lebih banyak gay" di Indonesia. Ada yang mengungkap "dosa-dosa abadi" FPI: perusak bar dan tempat disko.
Dan terbaru, sweeping judi togel FPI Kendal pada Kamis, 18/07/13, diwarnai bentrokan dengan warga. Ribuan warga yang tidak terima dengan sweeping mengamuk dan balik menyerang ratusan massa FPI.
Akibatnya beberapa orang terluka, dan seorang Ibu meninggal karena ditabrak mobil ormas anti maksiat itu.
Menurut Ketua Divisi Advokasi DPD Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah Zaenal Abidin Petir kepada Merdeka.com, usai sweeping judi togel, puluhan anggota FPI berencana melakukan pawai ke sebuah lokalisasi bernama Alas Karet atau Alaska. Namun naas, saat rombongan FPI menuju ke sana, iring-iringan "polisi syariat" ini diserang massa.
Kini kondisi Sukorejo sudah aman dan terkendali. Sebanyak 26 anggota ormas FPI diperiksa polisi, dan 3 orang ditetapkan sebagai tersangka.
Sekali lagi, akibat tragedi Kendal itu, FPI panen hujatan dan caci maki, persis saat ormas itu berjuang menghentikan KAMPANYE KEMAKSIATAN & PERZINAHAN & HOMOSEKSUAL & LESBIANISME tiga tahu lalu. Bahkan kali ini banyak yang menjurus minta agar pemerintah membubarkan ormas yang diasuh Habib Rizieq itu.
Tapi di balik peristiwa ini, dan jika informasi Zaenal Abidin Petir diatas benar dan bisa dipercaya, ada sesuatu besar yang dilalaikan, ketakpekaan masyarakat dan aparat kepolisian. Pihak terakhir dalam kekisruhan ini adalah polisi. Polisi, khususnya di bulan Ramadhan seyogyanya sudah menertibkan maraknya judi togel dan kawasan lokalisasi Alaska sebelum ormas syariat itu perlu sebuah demonstrasi dan Sweeping.
Namun pada saat yang sama, FPI juga tak bisa dengan gegabah menggebah emosi seluruh masyarakat Indonesia dengan menganggap Indonesia negara mayoritas Muslim dan Muslimin perlu dihormati sehingga bertindak diluar etika dan ajaran Islam.
Bukankah FPI di Kota Serang, Banten, bisa bekerjasama dan bergandengan dengan aparat kepolisian melakukan pendekatan persuasif sehingga warga kota Serang dapat menjalani ibadah Ramadhan dengan tenang dan tentram? TAPI mengapa di Tegal, ormas yang sama malah menciderai etika amr maruf dan nahi munkar? Kurang peka kah soalnya? Atau jangan-jangan . . . [BH]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H