Bapak Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono Yang Terhormat
Assalamualaikum Wr Wb
Semoga Bapak dalam lindungan dan naungan cinta-NYA. . .
Bulan Ramadhan Pak Presiden. . . . . menjelang 66 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia yang katanya telah merdeka, sejak teks kemerdekaan yang menghebohkan itu dikumandangkan. Dan selama kurun waktu itu, Bapak telah berkali-kali menyaksikan dengan kepala sendiri, jika Indonesia pernah dipimpin oleh beberapa penguasa, adil maupun dzalim, bijak maupun bejat. Sementara sejak itu pula, rakyat di negeri ini senantiasa memperhatikan segala tindak tanduk para penguasa, dan saat inipun rakyat tidak merasa bosan melakukan hal yang sama terhadap Bapak, persis, ketika Bapak memperhatikan tindak tanduk para penguasa sebelum Bapak. Dan, Bapak sangat memahami, saat ini dan kelak, rakyat akan menilai apa yang sudah Bapak lakukan terhadap negeri ini.
Bapak Presiden. . . .
Kami begitu yakin, jika dunia ini tidak pernah lepas dari orang bijak, adil dan bersahaja, dan bisa dipastikan orang tersebut akan diketahui dengan sebaik-baiknya oleh umat-NYA, karena Tuhan yang Esa, demi maslahat tidak akan menyembunyikan hamba-Nya yang saleh. Karena itu, janganlah dianggap lancang jika kami mengatakan kepada Bapak untuk menjadikan amal saleh sebagai koleksi perbuatan terbaik. Mohon, kiranya, sayangilah diri Bapak untuk tidak mendekati perbuatan-perbuatan yang telah diharamkan Tuhan atas Bapak. Percayalah, menyayangi diri sendiri berarti mampu memilih dan memilah serta menyeimbangkan diri diantara apa yang sedang disukai dan apa yang dibenci.
Percayalah, kami tidak akan pernah segan untuk meminta kepada Bapak; senantiasa welas asih, cinta kasih dan ramah tamah kepada rakyat. Rakyat adalah salah satu umat manusia di antara dua golongan; saudara Bapak dalam agama atau saudara Bapak dalam penciptaan. Benar, mereka mungkin seringkali melakukan kekeliruan dan kesalahan. Sahih, mereka mungkin acapkali berbuat salah dengan sengaja atau lancang. Namun, demi rakyatmu ulurkanlah kepada mereka ampun dan maaf, sebagaimana Bapak juga menginginkan ampun dan maaf dari Tuhan.
Bapak Presiden. . . .
Bersyukurlah karena Tuhan yang Maha Kasih telah menjadikan Bapak sebagai pemimpin kami melalui pemilu demokratis. Dan kehendak Tuhan lah sehingga Bapak diharap dapat membenahi tata kehidupan kami dan kemakmuran kehidupan kami, dan disitu pula, Tuhan berkehendak untuk menguji Bapak melalui kami, rakyatmu.
Bapak Presiden Yang Kami Cintai . . .
Seperti yang telah kami katakan diatas, kami tidak akan pernah bosan meminta kepada Bapak. Berhati-hatilah dalam berkompetisi melawan Tuhan dan kebesaran Tuhan, dan jangan sekali-kali menyamakan diri Bapak dengan-Nya dalam kekuasaan dan keperkasaan-Nya, karena Tuhan tidak akan pernah segan-segan menghinakan setiap pendakwa kuasa dan akan melemahkan setiap orang yang mengaku perkasa.
Rakyat Bapak Presiden. . . . koruptor bapak Presiden. . . . tempatkan pada tempatnya dan hukumannya, kerabat Bapak Presiden. . . . taruhlah meraka pada posisinya sebagaimana menempatkan Orang-orang yang Bapak cintai. Jika Bapak tidak memperlakukan rakyat secara adil dan bijaksana, maka saat itu Bapak telah melakukan sebuah kedzaliman. Dan, jika seseorang telah melakukan kedzaliman terhadap hamba-hamba Tuhan, maka di belakang sana, adalah Tuhan sendiri yang menjadi penolong mereka. Dan, apabila seseorang menjadikan Tuhan sebagai lawan, maka Dia-lah yang akan meluluhlantakkan kekuatannya. Pendhalim itu akan di tetapkan Tuhan sebagai musuh yang memerangi-Nya sampai orang tersebut mau menghentikan kedzalimannya dan bersegera bertaubat. Tak ada hal yang lebih, tak ada sebab yang benar, sehingga karunia Tuhan hilang dan lenyap atau begitu cepat pembalasan-Nya selain seseorang tersebut secara terus menerus melakukan kedzaliman. Dan, sesungguhnya Tuhan Maha Mendengar doa orang-orang yang tertindas dan keadilan Tuhan senantiasa mengintai para penindas.
Bapak Presiden Yang Kami Hormati . . .
Perkenankanlah kami wadul melalui surat terbuka ini. Rakyat miskin Pak . . . . mereka adalah kaum yang tidak mempunyai cukup modal, mereka adalah rakyatmu yang tidak memiliki apa-apa, mereka adalah rakyatmu yang tak memiliki kebanggaan kecuali mengetahui bahwa Bapak adalah pengayom mereka, dan sekali lagi mereka adalah rakyatmu yang tak berdaya karena sistem yang membekap. Tahukah Bapak bahwa ada diantara ribuan rakyatmu, terdapat para miskin yang menanggung sengsara dan memilih cara untuk diam, ada pula sebagian dari mereka yang bertahan hidup dengan cara mengemis? Bapak Presiden . . . . Kami mohon sekaligus menuntut, tolonglah mereka, mereka butuh perlindungan atas hak-hak mereka sebagai manusia yang tercerabut, jika mereka tak layak disebut sebagai rakyatmu, tolonglah untuk mereka, sisakan bagian terkecil dari anggaran negara, demi melindungi mereka sebagai manusia dan kemanusiaan.
Jika saat-saat ini, Bapak mampu memulangan koruptor dengan mengambil dari uang negara, kenapa dan mengapa untuk membebaskan mereka yang papa, nampak sekali bapak terlampau tak berdaya?
Bapak Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono Yang Terhormat . . . .
Hak-hak mereka, kaum pinggiran ini, sungguh telah diamanatkan di pundak Bapak. Mereka juga terlampau percaya menaruh harapan dan welas asih di punggung Bapak. Karena itu, mohon kiranya, janganlah Bapak biarkan ada dinding pemisah bentuk apa pun, tembok penghalang seperti apapun yang menahan sampainya keluh kesah mereka ke hadapan Bapak. Udzur Bapak sama sekali tidak diterima, tatkala Bapak mengabaikan waktu-waktu penting untuk rakyatmu demi konsentrasi pada urusan orang-orang sok besar demi bisnis dan kidungmu. Maka, kami mohon jangan sekali-kali abaikan mereka, dan jangan palingkan wajah dari mereka demi pencuri harta bangsa yang durjana.
Tahukah Bapak? Jika sebagian dari rakyatmu segan mendekatimu? Jika sebagian dari gembel putra putri bangsa, segan berkeluh kesah kepadamu? Karena mereka terlalu tahu diri, penampilan mereka yang tak enak dan tak sedap dipandang akan merusak citramu, dan akan menampar muka orang-orang disekitarmu. Karena rakyatmu, adalah gembel rendahan dimata sebagian orang-orang yang saban hari menthawafimu.
Karena itu, mohon pilihlah jalan yang paling tengah dalam kebenaran, jalan yang paling merata dalam keadilan, dan jalan yang paling mencakup kepuasan rakyatmu dan orang yang senantiasa menthawafimu. Ketidakpuasan rakyatmu, akan mengakibatkan keinginan mereka yang mengitarimu tidak akan lagi ada arti apalagi kidung itu, dan percayalah, ketidakpuasan mereka yang mengitarimu akan tertutupi dengan kepuasan rakyatmu.
Bapak Presiden . . . .
Mereka yang senantiasa terdepan dihadapan musuh-musuhmu adalah rakyatmu. Rakyatmulah yang menjadi pilar tegak dan runtuhnya negeri ini. Rakyatmulah yang senantiasa bersabar dalam menahan kesusahan hidup. Karenanya senantiasalah bersama mereka dan rasakan denyut dan desah kehidupan mereka.
Bapak Presiden . . .
Mereka yang selalu melimpahkan segala kekurangan dan aib rakyatmu, adalah sebagian dari mereka yang berputar menthawafimu. Merekalah yang senantiasa membuka aib dan membuka jurang pemisah antaramu degan rakyatmu. Padahal, Bapaklah orang yang paling layak menutupi kekurangan dan aib itu. Jelas kami, rakyatmu sadar, bahwa dalam tubuh kami terdapat kekurangan dan aib, untuk itu, bapaklah yang paling patut untuk merahasiakan atau membeberkannya jika memang dipandang perlu.
Bapak Presiden . . . .
Hapuslah segala benih dengki kepada rakyatmu, tegas dan potonglah setiap akar permusuhan yang menjalar melilit disekelilingmu. Semoga bapak selalu waspada atas akibat dari sesuatu yang kelihatan tidak nampak, senantiasa bijak dalam menerima berita dan hasutan tentang rakyatmu dari orang sekelilingmu, karena mereka itu adalah penipu, walau mereka menjelma membawa senampan madu.
Bapak presiden, rakyat miskinlah yang paling patut menerima perlakuan adil, bukan terpidana korupsi yang mendapat anugrah pengampunan. . . . bukan pula bintang jasa bagi badut-badut pemakan uang pajak rakyat!. Rakyat tertindas lah yang paling berhak mendapatkan anugrah Bintang Jasa. Bukan badut-badut perusak negeri ini.
Bapak Presiden Yang Kami Hormati . . .
Bersabarlah atas kekakuan dan ketidakmampuan rakyatmu yang senantiasa menggerutu. Semoga Tuhan Yang Esa membentangkan rahmat-Nya di hadapan Bapak dan keluarga Bapak, lalu memberi ganjaran kepada Bapak sebagai imbalan ketaatan kepada-Nya.
Bapak Presiden . . . .
Seperti yang bapak ketahui, rakyatmu terdiri dari berbagai golongan, ras, bangsa dan bahasa. Masing-masing golongan itu mustahil akan mampu bertahan untuk hidup, tanpa dengan bantuan sesamanya, satu dengan lainnya senantiasa saling membutuhkan. Karenanya, senantiasa bimbinglah rakyatmu agar masing-masing menemukan fungsi dan jati dirinya.
Bapak Presiden Yang Terhormat . . . .
Keadilan adalah buah hati dan hadiah terbesar bagi para pemimpin untuk rakyatnya, tegaknya keadilan di tengah masyarakat, adalah cermin kecintaan pemimpin atas rakyat. Namun, percayalah, kecintaan akan terwujud tatkala para pemimpin berhati bersih. Pun ketulusan rakyat akan terwujud jika para pemimpin dengan tulus melindungi hak-hak mereka, tidak menaruh beban berat di pundaknya, semoga Bapak menerima kenyataan ini dengan segenap ketulusan, sehingga rakyat tidak akan menunggu-nunggu, kapan segera berakhir masa jabatan bapak.
Usahakanlah untuk berlapang dada dengan menaruh harapan dan cita-cita untuk rakyat.
Bapak Presiden . . .
Kami akan sudahi keluh kesah dan harapan ini, dan tidak akan kami perpanjang lagi. Bukan karena kapok, tapi terlampau keluh rasanya lidah ini. Kami hanya bisa mengatakan, semua perkara dan segala urusan, senantiasa akan disingkapkan di hadapan Bapak kelak, dan Bapaklah orang yang paling bertanggungjawab menjawabnya. Apa tindakan bapak untuk mengatasi problematika orang-orang yang tertindas di negeri ini? Dan apa balasan yang akan bapak timpakan terhadap para penindas di negeri ini?
Untuk terakhir kalinya, sekali-kali perlulah Bapak menengok dan mengingat kembali keadaan serta nasib yang pernah berlangsung pada orang-orang yang sudah mendahului Bapak, entah dari pemerintah, dari kabilah dan orang-orang besar atau rakyat jelata. Atau sempatkanlah untuk membaca dan menengok kembali perintah dan larangan wajib yang terkandung dalam Kitab suci Tuhan.
Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, di bulan Ramadhan penuh berkah ini, kami berdoa memohon dengan rahmat-Nya yang tak terbatas, dengan keagungan kekuasaan-Nya dalam memberikan kebaikan yang tak terhingga, semoga Tuhan mengampuni kita semua, semoga Tuhan memberikan kemakmuran, keadilan dan peninggian kemuliaan di atas tanah yang belum merdeka, dan semoga Tuhan berkenan menerima keadaaan kita untuk menjalani kematian dengan kematian yang terbaik.
Sesungguhnya kita dari-Nya, dan kelak kita akan kembali kepada-Nya. Akhirnya, semoga Tuhan mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada para pahlawan yang telah memerdekakan tanah negeri ini. Tanah yang tak lagi merdeka karena ulah bangsanya. . .
Amin ya Rabbal Alamin…
Wassalam wr wb
14/08/2011
Olas Novel
NB; Maaf, tulisan ini sekedar ikut meramaikan teman-teman yang sedang ber-FSC-ria, dan tidak tercatat sebagai peserta. Sukses selalu. . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H