Mohon tunggu...
Black Horse
Black Horse Mohon Tunggu... -

Black Horse; Nomaden, Single Fighter Defence.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apalah Artinya Tahun Baru?

31 Desember 2011   20:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:30 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini kita memulai menapaki tahun baru 2012, dan entah berapa tahun sudah, kita mengarungi perjalanan hidup di dunia ini, lalu apakah selama perjalanan itu, kita pernah mengurai problem akut dan esensial tentang hakekat diri kita yang belum tertuntaskan? Problem akut yang menghantui kemanusiaan kita yang belum terpecahkan? Problem tentang aku yang terbelenggu. . . .

Terpaksa atau sadar, ada yang lebih pantas untuk dinilai oleh diri kita sebelum diajukan kepada yang lain. Pernahkah kita, dengan segala ketololan dan kebijakan kita, mencoba merogoh hati, mengusik pikiran, menelanjangi diri kita dengan pertanyaan. Apa kebutuhan diriku? Mengapa aku harus membutuhkan ini dan bukan itu? Apa keinginan diriku? Mengapa Aku harus menginginkan ini dan bukan itu? Apa pikiranku? Mengapa aku harus memikirkan sesuatu ini? Dan, apa tindakanku? Dan puncaknya, apakah Aku? Pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun sejak Epos Gilgames ditulis, belasan ribu tahun sebelum Sokrates sang Filsuf itu lahir.

Mungkin, demi memecah nestapa akut ke-aku-an itu, kita perlu untuk sekedar menjadi pengkhianat atas kemapanan diktatorisme dan egoisme yang membelenggu diri kita. Untuk kemudian menyadari siapakah dan apakah aku?

Untuk itu, Ghazali sang arif itu pernah menuturkan kepada kita:”Sesungguhnya manusia yang tidak merogoh bathinnya, niscaya tidak akan berfikir, tidak akan melihat kebenaran, maka ia hidup dalam buta, bimbang dan sesat”. Sebuah penuturan falsafah hidup dan kehidupan.

Bukankah  salah satu ajaran agama adalah dzikir? Yaitu mengingat. Maka berdzikir  mendekatkan diri kepada Sang Pencipta adalah bentuk  kegembiraan, bukankah kesedihan adalah ketika kita tidak mampu lagi mengingat dan malah berjalan menjauhi Tuhan?

Dan tahun baru adalah waktu terbaik untuk mengingat kembali sejauh mana capaian kita selama setahun yang sudah kita tinggalkan dan perbuat . Selalu mengingat, bahwa kita akan meninggalkan sejarah  dan bukan melanjutkan kesalahan dan kecerobohan karena penyelewengan kita sebelumnya.

Dan apalah artinya tahun baru? Jika masih menggegam akut problem-problem masa lalu. []

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun