Mohon tunggu...
Cherin Olanda Sinaga
Cherin Olanda Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya berenang dan berjalan jalan, saya suka konten tentang mukbang dan perjalanan wisata, kepribadian saya mudah marah tetapi mudah tertawa juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Itu Politik Dinasti, Apa Ciri Cirinya dan Bagaimana Dampaknya?

1 Oktober 2024   20:55 Diperbarui: 2 Oktober 2024   00:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa Itu Politik Dinasti?

Apakah kamu sebelumnya sudah pernah mendengar tentang apa itu politik dinasti?

Kalau belum pernah mari kita bahas pada artikel ini!

Politik dinasti adalah keadaan di mana suatu keluarga tertentu menguasai sistem politik secara turun temurun. Sering kali jabatan yang dimiliki diwariskan secara tidak langsung kepada anggota keluarga yang masih memiliki hubungan darah, seperti anak, saudara kandung, maupun pasangan. Politik dinasti ini sangat bertentangan dengan sistem demokrasi yang ada di Indonesia . Politik dinasti ini dianggap telah merampas hak bagi mereka yang berpartisipasi untuk memajukan bangsa Indonesia, karena semua rakyat Indonesia harus memiliki kesempatan yang sama.

 

Ciri - Ciri Politik Dinasti

1. Suksesi Keluarga

Mewariskan jabatan dan kekuasaan politik kepada anggota keluarga, kerap di lakukan para pejabat politik tanpa melihat potensi diri anggota keluarganya.

2. Kontinuitas Kekuasaan

Sama halnya dengan suksesi keluarga, kontinuitas kekuasaan merupakan pewarisan jabatan politik yang dimiliki seorang pejabat kepada anggota keluarganya, dilakukan karena ia memiliki kekuasaan politik.

3. Dukungan Finansial dan Jaringan

Mendukung anggota keluarga untuk mendapatkan pekerjaan yang terhormat dengan finansial dan jaringan yang dimiliki pejabat politik.

 

Dampak Politik Dinasti

1.Kurangnya Kreativitas dan Kemajuan dalam Manajemen Negara

Politik dinasti kerap menghambat munculnya orang baru yang memiliki bakat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan, Karena kekuasaan tetap berada di tangan satu keluarga. Hal ini berpotensi mengurangi kreativitas dan kemajuan dalam manajemen negara.

2. Korupsi dan Nepotisme

Politik dinasti cenderung meningkatkan nepotisme dan korupsi karena hubungan keluarga lebih penting daripada kompetensi. Kekuasaan yang diwariskan sering digunakan untuk keuntungan pribadi dan keluarga, yang merugikan masyarakat.

3. Pelemahan Demokrasi

Politik dinasti bertentangan dengan demokrasi. Proses pemilihan yang seharusnya didasarkan pada kemampuan dan visi kandidat diganti dengan loyalitas dan kerabat, yang dapat menurunkan kualitas demokrasi karena menurunkan akuntabilitas pemimpin.

4. Kesenjangan Sosial

Politik dinasti juga dapat memperluas jarak sosial. Keluarga-keluarga yang berkuasa sering kali memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya, baik ekonomi maupun politik, yang dapat memberi mereka kekuatan untuk mendominasi masyarakat.

Contoh di Indonesia

Politik dinasti semakin umum di Indonesia, baik di tingkat lokal maupun nasional. Beberapa daerah memiliki pemimpin keluarga yang sama yang diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya, keluarga tertentu sering memegang jabatan gubernur, bupati, atau wali kota selama beberapa dekade.

Kesimpulan

Kemajuan sistem politik yang sehat dan adil dapat dihambat oleh politik dinasti. Meskipun dianggap sebagai tradisi dan tidak ilegal, efeknya sering kali merugikan demokrasi, keadilan sosial, dan pemerintahan. Untuk menjamin kompetisi yang sehat dan demokrasi yang lebih baik, sangat penting untuk mengurangi kekuasaan dinasti politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun