Mohon tunggu...
Okza Hendrian
Okza Hendrian Mohon Tunggu... Dosen - Electoral Analyst di Sygma Research and Consulting

Membaca dan sebagai coloumnis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengupas Indonesia Sentris: Sejauh Mana Terwujud?

9 Oktober 2024   07:25 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:26 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski ada langkah-langkah yang signifikan menuju pembangunan Indonesia-sentris, realita di lapangan menunjukkan bahwa dominasi Jawa dalam ekonomi dan infrastruktur nasional masih sangat kuat. Proyek-proyek besar infrastruktur di Jawa, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan, tetap menjadi prioritas utama. Banyak daerah luar Jawa, meskipun mendapatkan proyek infrastruktur, tetap menghadapi masalah aksesibilitas, kesenjangan ekonomi, dan minimnya fasilitas publik yang layak.

Laporan dari Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan investasi infrastruktur di luar Jawa, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan tetap terkonsentrasi di Jawa. Misalnya, Pulau Jawa masih menyumbang lebih dari 58% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, sementara wilayah-wilayah seperti Papua dan Maluku masih jauh tertinggal. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pembangunan fisik infrastruktur sedang berlangsung di luar Jawa, hasil ekonominya belum sepenuhnya merata.

Dalam buku Development as Freedom oleh Amartya Sen, dijelaskan bahwa pembangunan yang sesungguhnya bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga mencakup peningkatan kebebasan dan kesejahteraan manusia. Pembangunan yang berkelanjutan harus memberikan manfaat nyata bagi seluruh rakyat, termasuk peningkatan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja. Namun, di Indonesia, wilayah luar Jawa sering kali masih tertinggal dalam hal akses terhadap layanan dasar ini.

Selain itu, pembangunan besar-besaran yang dipusatkan di Jawa menciptakan ketimpangan regional. Misalnya, dalam proyek Trans-Jawa, jaringan jalan tol yang baru dibangun memperkuat posisi ekonomi Jawa, sementara proyek serupa di luar Jawa seperti Trans-Sumatera masih dalam tahap awal pengembangan dan menghadapi berbagai hambatan teknis dan finansial.

Hambatan Menuju Indonesia-Sentris

Ada beberapa faktor yang menghambat terwujudnya visi Indonesia-sentris. Pertama, kesenjangan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa telah terbentuk selama beberapa dekade, dan tidak dapat diatasi hanya dengan pembangunan infrastruktur fisik. Pembangunan ekonomi yang lebih luas memerlukan perbaikan dalam akses pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja di wilayah luar Jawa.

Kedua, kendala geografis dan logistik di luar Jawa sering kali menghambat percepatan pembangunan. Misalnya, di Papua, tantangan geografis berupa pegunungan yang sulit diakses membuat pembangunan infrastruktur seperti jalan dan listrik menjadi lebih mahal dan lambat dibandingkan wilayah lain. Sementara itu, masalah birokrasi, seperti perizinan dan korupsi, juga memperlambat pelaksanaan proyek di luar Jawa.

Ketiga, resistensi lokal terhadap proyek-proyek besar juga merupakan tantangan. Beberapa daerah menolak proyek-proyek pemerintah karena khawatir akan kehilangan lahan, sumber daya alam, atau dampak lingkungan. Contoh terbaru adalah penolakan terhadap tambang di Wadas dan pembangunan Rempang Eco-City yang memicu protes dari masyarakat lokal.

Apa yang Harus Dilakukan?

Untuk benar-benar mencapai pembangunan yang Indonesia-sentris, beberapa langkah perlu diambil: Meskipun pembangunan fisik sudah dimulai, kualitas infrastruktur di luar Jawa, seperti jalan, pelabuhan, dan bandara, harus ditingkatkan agar setara dengan standar di Jawa. kedua adalah, fokus pada Pengembangan Manusia. Pembangunan bukan hanya tentang infrastruktur fisik. Investasi yang lebih besar diperlukan dalam pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja di luar Jawa. Ini akan membantu mempercepat pembangunan ekonomi dan mengurangi ketimpangan regional. Ketiga, perbaikan Birokrasi dan Pengawasan Korupsi: Pemerintah perlu memperbaiki birokrasi dan menekan korupsi agar proyek-proyek infrastruktur di luar Jawa dapat dilaksanakan lebih efisien dan transparan. Keempat, menghormati Hak-Hak Lokal dan Lingkungan: Pemerintah harus memastikan bahwa pembangunan tidak mengorbankan hak-hak masyarakat lokal dan lingkungan. Proyek-proyek harus dirancang dengan mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan, serta melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Indonesia-Sentris Mimpi atau Kenyataan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun