Sejak usia dini, anak-anak harus dilatih agar memiliki minat dan passion untuk membaca buku-buku yang berkualitas. Jangan malah sejak kecil anak-anak sudah dibiasakan main hape, sebuah langkah fatal bagi pertumbuhan pikiran sang anak.
Kenapa sejak usia dini? Sebab penelitian menunjukkan : minat baca yang bagus mudah ditumbuhkan saat anak-anak masih usia dini. Sebaliknya, agak sulit menumbuhkan minat baca bagi orang-orang dewasa yang memang sejak kecil tidak terlatih untuk memiliki minat baca.
Langkah kedua, sekolah-sekolah dan kampus harus mulai mengubah model pengajarannya.
Pola mengajar satu arah yang tidak inspiratif, fokus hanya pada hafalan, dan menganggap murid hanya sebagai obyek yang pasif, pelan-pelan justru makin menumpulkan critical and creative thinking skills.
Sudah saatnya proses pengajaran diarahkan pada “proses kemandirian berpikir dan mengajak murid untuk melakukan eksplorasi pemikiran secara mendalam”.
Langkah ketiga yang juga penting : media sosial dan juga WhatsApp harus lebih agresif untuk menangkal informasi hoax dan informasi sampah yang tidak menghargai ilmu pengetahuan. Yang kelam, media sosial dan WA justru selama ini menjadi alat yang ampuh untuk menciptakan the death of expertise; dan menghancurkan penghargaan terhadap nilai-nilai ilmu pengetuhan dan kepakaran.
Demikianlah uraian ringkas tentang buku Matinya Kepakaran atau the Death of Expertise.
Sungguh, dunia akan terasa makin kelam, jika makin banyak orang bodoh yang tidak sadar bahwa dirinya bodoh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H