Dalam sajian kali ini saya akan mengulas sebuah buku muram yang berjudul The Death of Expertise. Penulisnya adalah seorang pakar ilmu sosial di US Naval College. Bukunya sudah diterjemahkan dengan judul Matinya Kepakaran, dan banyak dijual di toko buku online.
The death of expertise terjadi saat orang yang tak pernah baca buku merasa lebih  pandai daripada seorang Phd, atau orang yg tidak  pernah belajar ilmu medis tapi  merasa lebih jago daripada dokter spesialis. Atau contoh lain : seseorang yang baru belajar agama mendadak langsung merasa lebih pakar dibanding seorang kyai.
Di era media sosial dan WA, banyak sekali fenomena tentang the death of expertise, yakni saat orang yang sebenarnya bukan ahli tapi merasa sok pakar, dan kemudian bahkan omongannya banyak dipercaya orang.
Demikianlah, di berbagai grup WA sering beredar informasi hoax yang sama sekali tidak ilmiah dan tidak ditopang oleh kaidah-kaidah kepakaran yang valid, namun kemudian justru diyakini banyak orang.
Misal ada pesan orang awam yang sok tahu memberikan advis medis, meski dirinya tak pernah sekalipun membuka halaman jurnal ilmiah medikal (dan bahkan advis itu terasa lebih dipercaya daripada advis dari dokter beneran yang super spesialis).
Ribuan pesan hoax yang banyak beredar di WA grup adalah contoh sempurna nan kelam tentang the death of expertise. Yakni saat ilmu pengetahuan yang valid dan ilmiah dihancurkan oleh orang-orang yang sok pakar tapi salah.
Di media sosial seperti pada kolom komen IG, Twitter, FB atau Youtube juga amat sering terjadi fenonema the death of expertise. Yakni saat orang yang tidak pernah baca buku serius atau malas baca buku secara konsisten, namun komennya malah seolah dia merasa yang paling benar. Nyolot dengan keras, namun isinya sama sekali tidak berbasis data dan fakta ilmiah yang valid.
Penulis buku ini dengan muram bilang, di era internet dan media sosial ini makin banyak orang yang goblok tapi tak sadar dirinya goblok.
Dalam ilmu perilaku, fenonema itu disebut dengan Dunning-Kruger Effect (nama efek ini mengacu pada nama dua orang penelitinya).
Efek Dunning-Krugger ini menemukan fakta yang menarik sekaligus kelam : di internet itu memang banyak banget orang yang bodoh tapi tidak sadar dirinya merasa bodoh. Â Dan ajaibnya, orang yang bodoh dan tidak tahu apa-apa, justru merasa paling tahu apa-apa.
Dunning & Krugger bilang : banyak orang awam di media sosial yang tidak tahu apa-apa justru merasa merasa paling pakar. Kenapa? Karena memang isi pengetahuan mereka masih sangat minim. Mereka tidak tahu ada ratusan jurnal ilmiah tentang topik yang dia bicarakan. Namun justru karena dia tidak pernah baca atau malas membacanya, dia tidak tahu betapa kompleksnya ilmu pengetahuan dalam topik tersebut. Dan karena tidak sadar akan kompleksitas ilmu pengetahuan tersebut, ia merasa apa yang ada di pikirannya itu sudah yang paling benar dan paling akurat.