Mohon tunggu...
Oky Nugraha Putra
Oky Nugraha Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang manusia yang terus belajar, belajar, belajar pada siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makanan sebagai Identitas Bangsa Indonesia

27 September 2018   17:08 Diperbarui: 27 September 2018   17:10 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya nama daerah asalnya melekat di nama makanan tersebut. Contohnya, Gudeg Yogya, Soto Madura, Tahu Sumedang, Tauco Cianjur, Peuyeum Bandung, Sate Madura, Coto Makassar, Rendang Padang, Kupat Tahu Singaparna. Ini merupakan sedikit contoh makanan berbagai daerah khas Indonesia.

J. Kuntaraf dan Kathleen Liwijaya Kuntaraf dalam bukunya Makanan Sehat (1985) memberikan pendapat yang menarik guna kemakmuran bangsa Indonesia dalam bidang makanan. Menurut mereka makanan terbaik bagi bangsa ini dengan menggunakan pendekatan nutrisi adalah sayur-sayuran dan kacang-kacangan.

Lebih jelasnya menjadi seorang vegetarian. Mereka menyodorkan data kuantitatif bahwa satu hektar tanah bila ditanami tumbuh-tumbuhan bisa menghasilkan 1.600.000 kalori bila dibandingkan beternak hewan yang hanya dapat menghasilkan 400.000 kalori untuk konsumsi manusia. Suatu gagasan yang menarik. Namun, bila ditilik secara historis akan sulit rasanya mewujudkan ide agar bangsa ini  menjadi "bangsa vegetarian".

Citra makanan Indonesia pun terekam dalam sebuah lagu berjudul Geef Mij Nasi Goreng (Beri Saja Aku Nasi Goreng). Lagu ini dipopulerkan oleh Wieteke van Dort (dalam Rahman 2011: 87).

Lagu ini merupakan bagian dari sebuah album berjudul Werzien Met Indie (Berjumpa Lagi dengan Hindia). Wieteke sendiri mengalami masa kecil di Indonesia. Lagu-lagunya dalam album itu menyiratkan kenangan tentang Hindia Belanda dengan makanannya, kehidupan bersama pribumi, dan tanah kelahiran.

Pada awal dekade 1960-an, Soekarno dengan ambisius mencanangkan pembuatan sebuah buku yang kelak terbit pada tahun 1967 ketika Soekarno telah lengser dari kursi kepresidenan. Buku tersebut merupakan kumpulan resep masakan berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Buku yang lahir dengan judul Mustika Rasa tersebut memuat lebih dari 1000 macam resep masakan khas Indonesia dari berbagai daerah. Pulau Jawa mendominasi penyumbangan resep masakan dengan angka hampir 450 resep.

Kayanya bangsa Indonesia dengan makanan yang turut serta membentuk sejarahnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Makanan sudah menjadi suatu identitas nasional. Sudah sepatutnya kita sebagai pewaris berbagai makanan tersebut bersyukur. Makanan tersebut tak bisa dilepaskan dari basis material yang ada di alam yang mana turut menentukan jenis makanan yang kelak tercipta.

Berkelindannya berbagai macam kuliner hasil budaya bangsa lain dalam makanan Indonesia masa kini sejatinya merupakan sebuah proses sejarah yang panjang (longue duree). Kuliner Indonesia bisa dikatakan cukup kaya ragamnya.

Pertautan budaya Barat, Arab, Tionghoa dan tentu saja pribumi dalam makanan Indonesia sudah sepatutnya menjadi identitas nasional kita. Tak lagi menyandarkan makanan pada rasa etno-nasionalisme. Tetapi pada rasa nasionalisme itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Jean Anthelme Brillat-Savarin (dalam Rahman 2016: 283) bahwa "takdir setiap bangsa bergantung dari apa yang mereka makan".

1-2-5bacabb643322f49d36933d2.jpg
1-2-5bacabb643322f49d36933d2.jpg
  Rijstaffel di Hotel des Indes. Sumber foto: https://tempodoeloe.com/2011/09/18/makan-besar-itu-bernama-rijsttafel/, diakses Senin, 24 September 2018 10.20 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun