Mohon tunggu...
Oky Nugraha Putra
Oky Nugraha Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang manusia yang terus belajar, belajar, belajar pada siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berlibur ke Tanah Sultan

26 Februari 2018   02:29 Diperbarui: 26 Februari 2018   02:55 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin sedikit berbagi informasi ketika kemarin berlibur ke Yogyakarta bersama seorang teman. Kami berada disana dari tanggal 4 sampai 10 Januari. Selama satu minggu itu mengunjungi beberapa tempat wisata disana serta icip-icip kuliner khas. Mudah-mudahan pengalaman saya ini bermanfaat bagi warganet yang hendak melakukan aktivitas liburan di Vorstenlandentersebut. Cekidot.

Saya, Oky Nugraha Putra (22 thn) mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Unpad. Kawan saya, MIG (22 thn juga ?) mahasiswa Ilmu Peternakan Fapet Unpad. Kami berdua menikmati sebagian waktu liburan semester 7 ini dengan bermain ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kami berdua melakukan perjalanan kesana dengan menggunakan sepeda motor milik MIG, Yamaha Jupiter MX. 

Motornya bisa dikatakan merupakan motor tua yang usianya sudah satu dasawarsa. MIG mengatakan pada saya sebelum berangkat kesana motornya telah diservis terlebih dahulu. Kami berangkat hari Rabu pagi pukul 09.00 WIB tanggal 3 Januari dari Kota Cianjur, Jawa Barat. Tiba di Yogya pada Kamis pagi pukul 09.00 WIB tanggal 4 Januari. Disana kami menyewa satu kamar di homestaybernama Deep Purple Homestay.

Di Pantai Sanglen, Gunungkidul. Koleksi pribadi.
Di Pantai Sanglen, Gunungkidul. Koleksi pribadi.
Makan Tahu Gimbal Pak Yono. Koleksi pribadi.
Makan Tahu Gimbal Pak Yono. Koleksi pribadi.
Kami menyewa satu kamar untuk berdua, jadi bisa dikatakan harganya pun jadi lebih murah. 175rb/orang selama satu minggu. Kami menempati kamar seharga 50rb/ hari selama empat hari lalu pindah ke kamar seharga 75rb/hari selama dua hari. Masuk Kamis siang tanggal 4 Januari, lalu keluar Rabu pagi tanggal 10 Januari. Bonus satu hari menginap. Homestay ini saya rekomendasikan. Fasilitasnya ada AC, wifi, serta televisi di kamar. Kamar di homestay ini harga sewanya bermacam-macam mulai dari 50rb/hari sampai 100rb/hari. Satu kamar untuk berdua disini tidak dikenakan biaya tambahan. Kamar yang 100rb/hari merupakan kamar besar yang dapat menampung 4-6 orang.

Perjalanan panjang melalui darat ini menghabiskan uang Rp. 90.000,00 untuk bensin menuju Yogya. Selama perjalanan motor ini minum Pertamax. Menurut MIG agar tarikannya lebih mantap. Kami membawa satu buah tas carrier 60 L yang isinya mulai dari underwear, sendal jepit, kaos, jaket, jas hujan, alat mandi, obat tolak angin serta action camera. Kami melewati Kab. Bandung Barat-Kota Bandung-Kab. Bandung-Kab. Garut-Kab. Tasikmalaya-Kab. Ciamis-Kota Banjar (Jawa Barat)-Kab. Cilacap-Kab. Banyumas-Kab. Purwokerto-Kab. Kebumen-Kab. Purworejo (Jawa Tengah)-Kab. Kulon Progo-Kota Yogyakarta (DIY). 

Kami sempat kehujanan di Tasikmalaya dan Cilacap. Hujan deras di Cilacap menghentikan perjalanan kami sesaat. Pukul 4 hingga 6 sore kami beristirahat di salah satu POM bensin disana sekaligus melaksanakan salat Dzuhur dan Ashar. Setelah huja reda kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Pukul 8 malam kami tiba di salah satu POM bensin yang juga merupakan rest areadi wilayah Kebumen barat. Setelah melaksanakan salat Maghrib dan Isya lalu mandi, kami berdua memutuskan untuk beristirahat disana. Kami tidur di mushola.

Makan Sate Kere Kupat Sayur Pak Mardi. Koleksi pribadi.
Makan Sate Kere Kupat Sayur Pak Mardi. Koleksi pribadi.
Es bir Jawa. Koleksi pribadi.
Es bir Jawa. Koleksi pribadi.
Pukul setengah 5 pagi kami bangun. Lalu setelah itu melaksanakan salat Shubuh. Setelah merapikan barang bawaan kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Lagi-lagi kami kehujanan tak lama berselang setelah meninggalkan POM bensin tersebut. Dari Kebumen hingga Purworejo kami benar-benar dilanda hujan deras. Selama perjalanan saya melihat sendiri bagaimana di kanan-kiri jalan hamparan sawah tergenang oleh air hujan. Sudah seperti kolam renang saja. Baru ketika memasuki daerah Wates, Kulon Progo hujan reda. 

Dari Wates hingga Kota Yogya langit cerah. Kami tiba di Deep Purple Homestay dengan badan yang sangat letih setelah menempuh perjalanan selama 2 hari 1 malam. Ketika akan masuk ke kamar yang telah disediakan, ternyata masih ada penghuni lainnya yang juga sedang berliburan di Yogya. Bu e pemilik homestay mengatakan bahwa kami baru bisa check-inpukul 2 siang. Kami menunggu di ruang tengah homestay tersebut. 

Penghuni kamar yang akan kami tempati pun keluar. Ternyata dia seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan Ekonomi di UNEJ (Universitas Jember) asal Tangerang yang sedang berlibur juga. Dia mengatakan sudah satu minggu berada di Yogya. Berlibur juga akunya. Setelah perbincangan singkat tersebut dia keluar bersama kawan-kawannya yang menyewa kamar di sebelahnya. Kami berdua pun keluar penginapan dulu untuk jajan ke salah satu minimarket di Jalan Sugeng Jeroni.

Pukul 12 siang kami kembali ke penginapan. Ternyata mahasiswa UNEJ itu telah keluar. Kami berdua pun masuk kamar untuk melepas penat yang tak tertahankan setelah di perjalanan disapa terik matahari dan dihujani air dari langit. Setelah mencoba fasilitas AC, wifi, dan tv yang ada di dalam kamar, kami berdua pun beristirahat dengan nyenyak. Kami berdua tidur hingga sekitar pukul 4 sore.

Setelah bangun tidur kami melaksanakan salat Ashar. Sore itu kami membuat janji dengan salah seorang teman kuliah yang ternyata sedang berlibur juga di Yogya. Mahasiswa Ilmu Peternakan Fapet Unpad yang juga kawan sekelas MIG. Malamnya kami bertemu di KM 0 Jalan Malioboro. FAT teman kami itu membawa dua orang kawannya yakni AS serta M. Kami berbincang-bincang seputar perkuliahan. Saya sendiri mengobrol dengan M, mahasiswa jurusan Sejarah di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kami satu angkatan, 2014. Ternyata M yang asli Banjar ini sedang merintis sebuah penerbitan yang diberi nama 'Dialog Pustaka'. Ungkapnya, tahun ini penerbitan yang ia rintis bersama tiga kawannya itu akan menerbitkan sebuah buku tentang sejarah musik indie Indonesia dalam kurun waktu 1990an. Amazing !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun