Mohon tunggu...
Oky Nugraha Putra
Oky Nugraha Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Padjadjaran

Alumnus Prodi Sejarah Unpad. Hobi membaca, menulis, olahraga (bersepeda, jogging, sesekali hiking), tertarik pada dunia kesejarahan (sosial-budaya, politik-militer).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sekilas tentang Filsafat Sejarah Hegel

5 Juni 2020   10:21 Diperbarui: 5 Juni 2020   10:29 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan utama menurut Hegel daripada Roh Dunia adalah tercapainya Kebebasan Rasional dimana Akal Budi memegang peranan penting dalam setiap tindakan Individu manusia. Oh iya, Hegel merupakan seorang penganut Protestan (dia mengaku sebagai Lutheran) makanya kata Hegel visi Roh Dunia itu akan tercapai di bawah naungan Kristus. Tuhan yang menjadi dalam diri Manusia, guys. Santuy ya, kita lagi ngomongin pemikiran, gak usah bawa2 sentimen keagamaan, tetap santun dan santuy, cuy :D .

Terus, apa maksud Abah Hegel dengan ungkapan yang saya kutip di awal tulisan ini ? Abah Hegel berkeyakinan bahwasanya Sejarah itu berulang. Apanya yang berulang ? Polanya. Tempat, waktu, individunya sudah pasti akan berbeda ya wong beda jaman tho, alias jaman setelah suatu peristiwa bersejarah terjadi. 

Makanya, "Tidak ada sesuatu yang baru di bawah Matahari" ini maknanya dalem kan, cuk ? Tapi kata salah seorang teman saya ketika kami nongkrong n ngobrol di warkop, "Marx meneruskan apa yang diujarkan Hegel. Sejarah itu berulang, yang pertama sebagai tragedi. Kedua, sebagai lelucon". 

Dalam artian, sebenarnya kita ini nih, Bani Adam, sebenarnya tidak pernah belajar dari Sejarah. Kita secara sadar maupun tidak selalu mengulangi kesalahan yang sama. Contoh sederhananya, mikirin mantan. Udah tahu sakit, ya masih aja dilakoni. Opo, opo, opo ? Pernah kan :p.

Terakhir, mengingat keadaan dunia yang sedang dilanda pandemi CoVid-19, kita seharusnya bisa belajar dari sejarah wabah dunia bagaimana menghadapi bencana global ini. Sebagai warga Plant Bumi, saya berharap kawan-kawan yang membaca tulisan sederhana ini bisa tetap menjaga kesehatan fisik dan batinnya. Salam hangat dari kota kecil di bawah kaki Gunung Gede ^_^ .

*Penulis, Alumnus Program Studi Sejarah Universitas Padjadjaran

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun