Mohon tunggu...
Oky Nugraha Putra
Oky Nugraha Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Padjadjaran

Alumnus Prodi Sejarah Unpad. Hobi membaca, menulis, olahraga (bersepeda, jogging, sesekali hiking), tertarik pada dunia kesejarahan (sosial-budaya, politik-militer).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Papajar 1437 H

23 April 2019   14:03 Diperbarui: 23 April 2019   14:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

"Heeh sok atuh, ajak barudak. Biasa w gandngan grup di Line. K urang g nimbrung mang", balas Galih kembali.

 

"Siaaaaap", balas Ridwan menutup.

 

"Siipp". Galih menimpali.

Di zaman dimana informasi beredar sangat cepat ini, media sosial menjadi salah satu sarana yang efektif dalam penyebaran informasi. Salah satu contohnya seperti apa yang dianjurkan Galih kepada Ridwan. Ridwan dianjurkan membuat grup alumni SMA-nya yang notabene merupakan grup komunitas para pecinta alam yang merupakan teman-teman dekat Ridwan semasa SMA. "Biasa w gandngan grup di Line", ujaran Galih padanya. Membuat grup itu berfungsi sebagaimana mestinya. 

Terkadang bila kita memerhatikan grup-grup di media sosial maupun multiple-chat yang ada di sebuah media sosial nampak terlihat grup atau multiple-chat itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya sebagai sebuah sarana komunikasi yang efektif, massal, dan murah. Grup sosial atau multiple-chat itu menjadi tempat untuk mengirim sesuatu yang kurang relevan dengan fungsinya, menjadi tempat menyibir sesuatu tanpa argumentasi yang jelas karena mungkin ingin sekadar mendapat simpati anggota grup, atau tempat mempromosikan dagangannya. 

Memang, untuk kasus yang terakhir tak salah. Malah sangat baik. Jarang sekali orang-orang dalam hal ini yang berstatus mahasiswa mencoba menghidupi dirinya sendiri tanpa harus meminta pada orang tuanya. Namun menjadi permasalahan juga ketika terlalu sering membagikan postingan barang dagangannya dalam durasi waktu yang sangat berdekatan. Bahkan ada istilah boom shared untuk suatu informasi yang di-forward terus-menerus ke suatu grup sosial. Benar-benar sangat mengganggu.

"Sampurasun, Barudaaakkk, Ridwan mengirim pesan ke grup komunitasnya tersebut sesuai anjuran Galih. Hampir selama 30 menit tak ada jawaban. Meskipun dia melihat bahwa pesan kirimannya tersebut telah dibaca oleh hampir setengah anggota grup yang berjumlah 20 akun itu.

"Kabiasaan ieu mah. Ngan di-read hungkul !", gerutunya dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun