Alkisah di negeri reformasi
dibanjiri orang-orang berpendidikan tinggi
sebuah permainan menguras emosi
yang sering di tangisi
kadang di kritisi ,di benci tapi tetap di cintai
bukan maksud mengalihkan isu si dani
tapi lebih pada intropeksi diri
Reformasi permainan ini butuh kerja keras diri sendiri bukan hanya institusi
bukan hanya opini seperti si Apung Widadi
saran dan kritik terus masuk ke kantor pssi
entah di dengar atau di buang La Nyalla mattaliti
entahlah, aku tak tau pasti !!!
sepakbola negeri ini masih dalam progresi
prestasi masih sebatas janji
profesionalisme masih di kaji
sportivitas masih di uji
kadang oknum ikut mencari sesuap nasi untuk memenuhi hasrat anak bini
semua masih terus berharap akan kekayaan prestasi
setidaknya ada penyerang hebat hadir mirip si messi
pemain belakang sekuat maldini
gelandang lugas macam fellaini
dan pelatih anyar seperti ancelotti..
kapan itu pasti?? tanyakan saja pada plattini !!!!
*sekian curcol gue hari ini , dari tadi akhiran nya huruf i lama2 gue pegel juga kaliiiiii...........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H