Mohon tunggu...
Oky Tri Handoko
Oky Tri Handoko Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Saya adalah seorang yang mempunyai hobi menulis, dengan tema apapun dimana inspirasi saya terletak, Saya juga bekerja sebagai seorang content writer. Buat saya, menulis bukan hanya sekedar hobi, tapi passion yang harus diwujudkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sosialisme, Komunisme, dan G30SPKI

30 September 2016   17:06 Diperbarui: 30 September 2016   17:34 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya baru sadar kalau nyatanya hari ini adalah peringatan G30SPKI, sebuah peringatan yang memang terkadang memberikan sebuah pil pahit bagi para keluarga korban. Kematian 7 Jenderal menjadi salah satu trademark G30SPKI yang mungkin paling diingat karena sejarah itulah yang paling dipelajari dan mendasar tertanam di benak rakyat Indonesia.

Kematian 7 Jenderal bisa jadi hal mendasar kenapa masyarakat Indonesia membenci komunisme dan hal semiripnya. Entah adanya kudeta atau hal lain, kematian 7 jendral menjadi sebuah hal mendasar mengenai bahaya laten dari komunisme.

Komunisme? Apa sih komunisme? Itulah yang kebanyakan orang Indonesia sulit mencerna. Apakah komunisme dan sosialisme itu sama? Hal ini jelas menjadi dasar yang cukup kuat yang harus dipahami orang Indonesia ketika mengecam sosialisme atau komunisme. Istilahnya dalam kimia, orang-orang harus paham apa itu Hidrogen atau Oksigen sebelum mencampurkannya dalam pelajaran kimia.

Baik Sosialisme dan Komunisme muncul sebagai sebuah reaksi atas pergerakan kaum buruh dan pekerja tani yang memperjuangkan hak mereka di masyarakat. Keduanya menjadi kritik yang diberikan pada masyarakat jaman itu atas ekonomi Kapitalisme yang hanya cenderung berpihak pada kekuatan ekonomi masyarakat menengah ke atas.

Itu bisa menjadi persamaan sejarah dari sosialisme dan komunisme yang mencoba menghilangkan hegemoni kejayaan kapitalisme dan liberalisme pada waktu itu. Akan tetapi, ada jarak signifikan antara sosialisme dan komunisme, dimana beberapa orang Indonesia salah memahaminya.

Sosialisme adalah sebuah sistem yang berfokus pada perkembangan sosial dan ekonomi yang mengusahakan hal orang kecil di sebuah negara. Sosialisme mengusahakan subsidi silang yang ada dalam sistem sosial dan ekonomi dalam sebuah negara antara yang miskin dan yang kaya.

Dengan begitu, akan muncul adanya kesetaraan keuntungan sosial dan ekonomi. Yang kaya bukan makin kaya, yang miskin tidak semakin miskin. Hal ini menjadi hal yang kontradiksi dari praktek Kapitalisme di Eropa waktu itu. Untuk lebih semakin paham, sosialisme dan kapitalisme itu serupa tapi beda.

Serupa karena keduanya berkembang di bidang sosial dan ekonomi, namun sosialisme lebih berpihak pada golongan menengah ke bawah untuk perbaikan kehidupannya, sedangkan kapitalisme selalu berpihak pada mereka yang kuat, baik secara kuasa maupun finansial.

Bagaimana dengan komunisme? Kata ini cukup menjadi musuh besar dari banyak orang Indonesia. Komunisme adalah sebuah ideologi yang berfokus pada perkembangan sosial, ekonomi, hanya komunisme juga bergerak dalam politik. Itu mengapa PKI bisa muncul sebagai partisipasi dalam politik Indonesia di masa silam.

Komunisme bisa diserupakan dengan liberalisme dalam satu pihak. Komunisme lebih memfokuskan pada sebuah ikatan bersama untuk kepemilikan harta benda atau hal lain, sedangkan liberalisme lebih memilih menyatakan kebebasan dalam kepemilikan suatu benda atau hal lain. Dalam hal ini, liberalisme mengusung ekonomi dimana dia yang berekonomi kuat bisa menang.

Nah, itulah konsep dan materi dari sosialisme dan komunisme secara umum. Untuk itu, pemahaman yang berbeda bisa membantu dalam mendapatkan pengertian yang lebih baik.

Apa hubungannya dengan G30SPKI? Paling tidak orang Indonesia bisa mengenang peristiwa G30SPKI dengan pemahaman antara sosialisme dan komunisme secara utuh dan benar. Ya, paling tidak begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun