17 Agustus 2016 menjadi tanggal yang menarik, unik, dan bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Tak hanya mengenai kemerdekaan Indonesia yang jatuh tepat pada tanggal tersebut, 17 Agustus menjadi tanggal dimana tim Ganda Campuran Indonesia, Liliana Natsir & Tontowi Ahmad berhasil memberikan medali emas pertama & satu-satunya di Olimpiade Rio 2016. Otomatis, di tanggal yang sama, lagu Indonesia Raya diperdengarkan di hadapan para penonton yang datang.
Prestasi ini jelas menjadi prestasi yang amat membanggakan bagi Bangsa Indonesia, terutama bagi pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Mereka sudah membuat tradisi yang terus diturunkan dari olimpiade satu ke olimpiade lainnya. Dari Susi Susanti hingga Liliana Natsir/Tontowi Ahmad, tradisi itu masih terus diturunkan. Tercatat, hanya olimpiade London, tim bulutangkis Indonesia gagal membawa medali. Para atlet, pelatih dan pengurus berusaha keras agar tradisi ini tidak mengalami pergeseran.
Lalu, bagaimana dengan timnas sepakbola Indonesia yang sudah lama mati suri? Adakah transformasi yang terjadi pasca pembekuan?
Jelas, hal ini amat ditunggu-tunggu oleh para pecinta sepakbola Indonesia. Yang paling dekat, timnas sepakbola Indonesia akan berlaga di piala AFF 2016 desember mendatang. Sejauh ini, pelatih kepala Indonesia, Alfred Riedl, sudah melakukan seleksi tahap pertama untuk menentukan pemain mana yang akan terpilih mewakili Indonesia.
Pasca pembekuan PSSI, tentu bukan hal yang mudah untuk Alfred Riedl menentukan pemain terbaik untuk squadnya. Hanya bermodalkan kompetisi sementara, Alfred Riedl jelas akan menemukan kesulitan menaksir kemampuan para pemain, apalagi di kompetisi sementara, para pemain belum tentu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Pasca pencabutan pembekuan PSSI, masyarakat Indonesia mempunyai harapan yang besar bahwa prestasi Indonesia di kancah internasional mampu mengalami perkembangan dan pembesaran dari sebelumnya. Ini harusnya menjadi harapan baru yang bisa dijadikan momen perkembangan sepakbola Indonesia.
Sayangnya, perkembangan itu agaknya mengalami kendala dan tantangan yang cukup serius. Pasalnya, hasil undian grup AFF 2016 menyatakan bahwa Indonesia akan berada satu grup A bersama Thailand, Filipina, dan Singapura. Undian ini tentunya cukup menjadi tantangan bagi timnas Indonesia. Hal ini jelas dimengerti bahwa Indonesia berada di dalam grup neraka dimana ketiga negara lainnya merupakan negara yang difavoritkan menjadi juara di dalam ajang AFF 2016.
Thailand sudah menjadi langganan juara piala AFF 2016, bahkan menjadi pengoleksi gelar AFF terbanyak dengan 4 gelar. Singapura merupakan salah satu raksasa dari ajang antar negara-negara ASEAN ini. tercatat, singapura juga menjadi pengumpul gelar terbanyak dengan 4 gelar. Filipina menjadi salah satu penantang yang cukup berat. Pasalnya, Filipina tengah dalam trend bagus akibat kebijakan naturalisasi pemain yang membuat tim ini menjadi tim yang cukup disegani.
Jika sudah begini, timnas sepakbola Indonesia tidak bisa lengah. Mereka tentu patut membuat perbedaan yang signifikan antara sebelum maupun pasca pembekuan PSSI. Timnas Indonesia tidak boleh hanya menunjukkan persamaan permainan yang begitu begitu saja. Bagusnya, di kompetisi-kompetisi sementara itu, banyak pemain muda yang menonjol dan cukup membuat Alfred Riedl tidak bisa menolak untuk memanggil mereka ke seleksi tim.
Bulutangkis sudah, apakah ini giliran timnas Sepakbola yang menuai tradisi dan sejarah? Patut dinantikan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H