Mata Suwarno berkunang-kunang. Dia tak lagi bertenaga meski hanya untuk mengangkat kakinya. Suwarno menggeser badannya dengan susah payah demi bersandar ke tempat yang sekiranya tidak terlihat oleh serdadu berseragam coklat yang mondar-mandir di sepanjang waktu.
      "Suwarno, apa yang kau lakukan?"
      "Biarkan aku istirahat sejenak," jawab Suwarno dengan nafas terengah.
       Jantung Slamet berdegup kencang mendengar jawaban Suwarno. Slamet juga tak kalah lelahnya, tapi tak sedikitpun ada keberanian untuk melakukan hal yang sama.
      "Nekad kamu Suwarno."
      Suwarno menanggapi rekannya dengan seringai senyuman.
      Slamet tak ingin bertindak gegabah seperti Suwarno. Dia harus tetap bertahan dalam teriknya sengatan matahari.
      "Air..air.."
      Slamet mendengar dengan jelas rintihan Suwarno. Terlalu berisiko jika dia membantu Suwarno karena isi senjata dari serdadu bisa-bisa mengarah padanya.
      "Maafkan aku. Aku harus selamat demi keluargaku," ucap Slamet dan berjalan menjauh dari Suwarno.
------------------------------------------------