Mohon tunggu...
Oky
Oky Mohon Tunggu... Lainnya - Housewife

Self Development

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mewujudkan Individu Berintelektual Organik melalui Pendidikan Formal atau Non/Informal

19 Juli 2024   13:20 Diperbarui: 19 Juli 2024   13:23 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

           Sudah 6 bulan saya tinggal di Sumbawa, namun baru kemarin untuk pertama kalinya saya mengunjungi perpustaakan yang lokasinya berada di tengah kota. Perpustakaan yang berada di pinggir jalan ini memiliki gaya bangunan yang cukup modern dengan dominasi warna biru.

            Saya memasuki ruangan  dan sengaja mencari tempat duduk bergaya labirin agar saya bisa lebih fokus dalam membaca. Saya melihat sekeliling dan tampaknya saya adalah satu-satunya pengunjung siang itu karena mungkin bertepatan dengan hari aktif. Saya memutari rak-rak buku dan selintas melihat koleksi bukunya cukup beragam. Akhirnya saya berhenti di segmen pendidikan dan tertarik dengan buku berjudul "Pos Modernisme, Telaah Kritis Pemikiran Tokoh Pendidikan".

            Saya bukan lulusan ilmu pendidikan, karena itu saya berkonsentrasi penuh dengan istilah-istilah yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Dan selama saya membaca, pikiran saya telah menggarisbawahi istilah baru, Intelektual Organik.

Purifikasi Pendidikan

            Pemikiran praktis saya bahwa ujung tujuan pendidikan adalah untuk mendapatkan pekerjan yang layak demi baiknya kehidupan di masa depan sepertinya bertentangan dengan pemikiran kritis para tokoh-tokoh pendidikan. Dari buku tersebut saya berkesimpulan bahwa para tokoh pemikir tersebut menghendaki pemurnian atau purifikasi makna pendidikan, sehingga pendidikan memiliki fitrahnya sendiri untuk tidak disetir menjauhi esensinya.

            "Kehidupan publik seperti apa yang hendak diberikan oleh dunia pendidikan?" merupakan pertanyaan dari seorang tokoh yang mengharapkan bahwa justru kehidupan politik dan budaya bisa dibentuk dari pengaruh dunia pendidikan. Namun kenyataan yang terjadi adalah berbaliknya pertanyaan menjadi "Pendidikan seperti apa yang hendak dibentuk oleh pasar?" yang diartikan bahwa justru pasarlah yang memberikan pengaruh pada pendidikan.

              Ideologi pendidikan bersifat etis humanisme untuk mewujudkan manusia dengan pribadi akademisi yang kritis, aktif dan bertanggungjawab akhirnya terbentur dengan ideologi pasar bernilai korporasi yang pragmatis sehingga membentuk pribadi yang materialistis. Inilah yang menyebabkan pendidikan kehilangan sebagian maknanya karena harus mengalah demi kebutuhan pasar atau publik yang biasanya sarat kepentingan.

Individu Berintelektual Organik

            Idealisme pendidikan adalah tentang pengembangan intelektual dan moralitas yang mana prosesnya lebih bersifat dialog dan bukan sekedar ajang transmisi dengan paksaan dalam penerapan ilmu pengetahuan. Pendidikan tidak hanya sekedar menghafal tetapi memahami prinsip yang mendasari, tidak hanya sebagai pendengar pasif tapi juga sebagai pembicara aktif serta meyakini bahwa setiap individu memiliki potensinya tersendiri untuk dikembangkan bukan hanya dipendam atau ditiadakan hanya karena tidak sesuai dengan kurikulum.

            Penyelenggara pendidikan diharapkan kuat dalam memegang prinsip yang sesuai dengan esensi pendidikan agar dapat mewujudkan terbentuknya individual berintelektual yang tidak hanya sekedar paham teori semata atau yang diistilahkan sebagai intelektual tradisional namun menumbuhkan karakter individu berintelektual organik yang mampu mengaplikasikan teori  dan terlibat dalam kehidupan sosial sehingga mampu berkontribusi dalam perubahan sosial.

Pendidikan Formal di Sekolah bukan Sumber Mutlak Pendidikan

            Dalam mewujudkan individu yang berintelektualitas artinya menciptakan manusia dengan kapabiltas yang baik dari sisi ilmu pengetahuan, moralitas dan sosial tentunya membutuhkan media pembelajaran.

            Sekolah. Lembaga ini merupakan bentuk paling jelas dalam penyelenggaraan pendidikan. Merupakan pendidikan formal karena sistem pembelajaran dirancang secara sistematis dan terstruktur melalui standarsasi kurikulum akademisi berjenjang dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan formal kerap menjadi yang diutamakan karena merupakan kebijakan dari suatu negara agar warga negaranya memiliki pondasi dasar dalam berilmu pengetahuan yang proses keberhasilannya ditandai dengan ijazah.

              Pendidikan Formal memang utama tetapi bukan satu-satunya sumber pendidikan. Banyak keterbatasan dalam pendidikan formal dalam mengupayakan potensi dan karakter seseorang dapat terasah dengan maksimal sehingga diperlukan media pembelajaran lain agar nilai-nilai unik dalam masing-masing individu dapat lebih terangkat. Pendidikan Nonformal sebagai tambahan pendidikan yang tidak dapat dicakup detail oleh jalur formal, jalur ini biasanya memang untuk meningkatkan potensi atau bakat yang tidak bisa dilakukan di sekolah. Pendidikan ini justru membuat pembelajaran lebih mendalam karena masing-masing individu akan lebih berfokus pada satu atau dua hal yang benar-benar potensial. Sementara Pendidikan Informal keberadaannya juga tidak bisa diabaikan karena proses pembelajaran diberikan langsung oleh keluarga, lingkungan yang melingkupi bahkan untuk saat ini media sosial juga berpengaruh.

        

Peranan Penting Lingkungan dan Budaya Literasi

            William Shakespeare, Walt Disney, Thomas Edison, Henry Ford dan Adam Malik adalah segelintir nama dari tokoh-tokoh besar pembawa dampak dan perubahan sosial dunia namun tidak sempurna dalam menyelesaikan pendidikan formal.

            Tanpa bermaksud mengartikan pendidikan formal tidak penting, tetapi beberapa faktor kondisi sosial, ekonomi dan budaya sering menyebabkan suatu kehidupan pendidikan tidak berjalan ideal. Pendidikan formal, nonformal atau informal seharusnya bisa berjalan selaras bukan untuk saling mengungguli tapi ada untuk saling menggenapi. Akan sangat sempurna jika seseorang mampu untuk menempuh ketiganya, namun ketidakidealan kondisi menyebabkan seseorang tidak dapat memilih media pembelajaran secara formal atau informal dan terpaksa harus berselaras  hanya dengan lingkungan yang ada.

            Pendidikan yang  diperoleh dari lingkungan membentuk tokoh-tokoh besar tersebut jauh lebih kritis dan aktif daripada yang menempuh pendidikan formal. Mereka mencari tahu sendiri dan mendapatkan jawaban tanpa melalui figur pendidik formal. Pada akhirnya esensi pendidikan didapat bukan tentang lembaganya tetapi tentang media pembelajaran mana yang mampu untuk mengeluarkan potensi seorang individu sehingga dia menjadi pribadi yang unggul terlebih berintelektual secara organik.

            Pendidikan sejatinya sebuah proses pembelajaran yang bisa didapat darimana saja. Karena itu untuk menciptakan generasi yang berintelektual diperlukan upaya untuk membuat lingkungan yang kondusif untuk memunculkan pentingnya pendidikan di kehidupan sehari-hari.

            Intelektual organik adalah istilah baru yang saya dapatkan ketika saya membaca buku di perpustakaan. Saya tidak pernah membaca atau mendengar istilah ini selama saya menempuh pendidikan formal. Saya yakin jika saya membaca semua isi koleksi buku yang ada diperpustakaan saya akan lebih banyak mendapatkan istilah dan pemahaman baru dan fisik saya tak perlu pergi jauh untuk mengetahui kehidupan dunia luar, cukup dengan membaca buku.

             Karena itu saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk siapapun pendiri taman bacaan, perpustakaan atau pihak yang menghidupkan literasi. Semoga Pemerintah atau masyarakat yang peduli bisa berkolaborasi dalam pendirian banyak ruang literasi di berbagai daerah agar masyarakat terbiasa untuk merasa bahwa pendidikan itu terjangkau dan akhirnya membuka pikiran lebih luas dan menyadari bahwa hakikat di dunia ini adalah meramu pendidikan untuk suatu perubahan dan tidak hanya untuk sebuah pekerjaan tetapi demi tujuan publik dan sosial yang lebih besar. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun