Mohon tunggu...
AYOSUROBOYO
AYOSUROBOYO Mohon Tunggu... Jurnalis - BLOGGER

SURABAYA TERKINI

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pemilik Akun" Koncolawas Sebut" Lia Istifhama"Putri Singa Podium, dengan Segala Terjalnya Proses Politik

16 Maret 2024   23:36 Diperbarui: 16 Maret 2024   23:59 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SURABAYA - Perjuangan penuh liku, kiranya kalimat itu pantas disematkan kepada sosok Dr. Lia Istifhama, putri dari singa podium KH. Masykur Hasyim, mantan Komandan Banser NU Jawa Timur. Betapa tidak? Sosok ning Lia, memang sarat dengan proses politik yang panjang dan penuh dinamika. kata, Oky pemilik akun (Koncolwas) di sejumlah media sosial juga seorang pengusaha.

Dimulai ketika namanya mencuat sebagai 'ning Ceria' pada 2019, nama ning Lia begitu viral sebagai calon wakil walikota Surabaya kala itu. Ia dikenal memiliki 38 basis relawan dan memiliki grass root kuat. Namun langkah politiknya terhenti ketika ia tidak mendapatkan rekomendasi partai pengusung, sekalipun saat itu PPP sebagai rumah-nya, memberikan sinyal dukungan.

Menurut hemat saya, semangat tak padam sosok ning Lia ternyata terus berkiprah dengan baju 'aktivis sosialnya "itu. Parasnya yang ayu jelita menjadi nilai tersendiri sehingga ia pun disebut sebagai perempuan yang memiliki nilai akseptabilitas tertinggi. Banyak forum yang menjadi jembatannya untuk terus berkiprah di tengah publik, di antaranya sebagai Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim dan Sekretaris MUI Jatim.

CANTIK, istilah yang disematkannya sebagai perwujudan peran 'cerdas, inovatif, kreatif', menjadi identitas utama sosok pemilik postur tubuh tinggi semampai itu, sekalipun kecantikannya menjadi salah satu alasan ia diterima dan dikenal publik, namun sosok ning Lia ternyata mampu membuktikan konsistennya menolak istilah 'beauty privilege'.

Warna tersendiri pun ia kuatkan ketika maju sebagai calon DPD RI dapil Jatim. ia mampu menonjolkan kekuatan 'rekam jejak' sebagai nilai tawarnya untuk menarik simpati masyarakat. Sekalipun, ia memiliki faktor lain yang seharusnya lebih cepat diterima publik, yaitu unsur 'eye catching'nya. Bahkan ia mampu menampilkan sosok perempuan yang memiliki wibawa, yaitu ketegasan dan ketangguhan, sekalipun kaum adam manapun pasti mudah terpesona dengan keanggunan sikap dan merdunya suara si aktivis itu.

Dan ning Lia nyatanya berhasil menunjukkan kepada publik. Kekuatannya membangun rekam jejak dengan seringnya turun secara langsung menyapa masyarakat serta kecerdasan yang ia tuang melalui beragam tulisan dan gagasannya, berhasil mengantarkannya sebagai pendatang baru dengan suara terbanyak se Indonesia, untuk kategori perempuan.

Pada akhirnya, ning Lia tetap ning Lia. Ia masih sangat mampu menunjukkan kesederhanaan dan sikap humble sekalipun ia keponakan orang nomer satu di Jatim, yaitu Khofifah Indar Parawansa. Kekagumannya kepada Ketua Umum Muslimat NU yang acapkali mendapat penghargaan internasional tersebut, ditunjukkan ning Lia dengan selalu menyebut Khofifah adalah panutannya, selain ayahandanya yang dikenal memiliki suara menggelegar ketika berorasi melawan ORBA (Orde Baru).

Kini Ning Lia telah menjadi senator terpilih yang menanti masa pelantikan. Namun jalan terjal masih saja dilaluinya. Setelah dirinya menjadi korban pencatutan foto dalam sebuah kampanye calon senator lainnya,  ning Lia pun menjadi korban serangan 'hacker' yang berakibat laman wikipedianya raib, hilang setelah penetapan DPD terpilih. Namun publik tidak akan kehilangan sosok fighter, petarung perempuan, yang melekat di dirinya.

Lia Istifhama akan tetap menjadi politisi sejati. Ia akan selalu mampu memberikan edukasi politik dimanapun ia berada. Ia akan tetap menampilkan diri sebagai seorang petarung sejati, seperti slogan hidup yang ia tulis dalam profil sosial medianya, 'Sekali Layar Terkembang, Pantang Mundur Ke Belakang. 

(koncolawas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun