Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pulang Kampung Kabupaten Banyuwangi asal Universitas Negeri Malang menyelenggarakan Program Kerja Pelatihan Pembuatan Menu Makanan Inovatif.Â
Kegiatan diselenggarakan pada tanggal 10 Juli dan 11 Juli 2021 yang bermitra dengan Ibu-Ibu PKK Desa Rejosari. Kegiatan dilakukan di rumah Ibu Supriyatun (salah satu anggota PKK Desa Rejosari) yang terletak di Dusun Watu Ulo. Menu makanan yang disosialisasikan yaitu Nugget Tempe Wortel.Â
Sebelum melaksanakan pelatihan, mahasiswa KKN melakukan koordinasi dengan Perangkat Desa dan Ibu-Ibu PKK untuk menganalisis permasalahan sosial dan potensi desa yang dapat dikembangkan. Berdasarkan koordinasi tersebut Tim KKN kemudian merancang Program Kerja Pelatihan Pembuatan Menu Makanan Inovatif dengan tujuan untuk memberikan alternatif solusi pemenuhan gizi masyarakat dengan memanfaatkan bahan pangan lokal sebagai pengganti protein hewani. Selain itu, kegiatan tersebut juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai guna bahan pangan lokal dan membuka peluang bisnis baru di bidang kuliner bagi masyarakat Desa rejosari.Â
Persiapan yang dilakukan panitia di antaranya yaitu pembelian bahan-bahan dan keperluan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pelatihan. Mahasiswa KKN juga melakukan uji coba resep untuk memastikan ketepatan resep, kelayakan bahan makanan, dan kesiapan alat-alat yang akan digunakan. Sehingga dari kegiatan persiapan ini dapat dihasilkan takaran resep yang tepat.
Pelatihan menu makanan inovatif mendapatkan respon positif dari peserta pelatihan yang ditunjukkan dengan antusiasme peserta dalam bertanya dan berdiskusi. Pelatihan yang dilakukan dengan cara demonstrasi memasak memudahkan peserta pelatihan untuk memahami pembuatan nugget tempe wortel. Kegiatan pelatihan juga diselingi dengan sosialisasi mengenai pemenuhan gizi, kandungan gizi yang terdapat dalam bahan-bahan makanan yang digunakan, kelebihan dan kekurangan bahan makanan yang digunakan, serta sosialisasi mengenai hal-hal lain dalam bidang memasak seperti tata cara mengatasi kecelakaan saat memasak. Sehingga dari kegiatan tersebut, peserta pelatihan tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan dalam mengolah makanan tetapi juga dapat memperbaiki tata cara memasak secara lebih tepat dan efektif.
Pembuatan produk nugget tempe wortel dilakukan dalam 2 kali produksi, yaitu pada tanggal 10 Juli untuk membuat nugget tempe wortel frozen dan pada tanggal 11 Juli yang dilakukan secara langsung saat pelatihan. Pembagian produksi dalam 2 waktu tersebut dilakukan untuk menjaga efisiensi waktu pelatihan karena panitia telah menyiapkan produk nugget tempe wortel yang telah siap digoreng sebelum pelatihan dilakukan. Dengan kata lain, produk yang dibuat pada saat pelatihan hanya dijadikan sebagai sampel.
Permasalahan yang dialami mahasiswa KKN sebagai panitia penyelenggara program kerja yaitu fermentasi tempe yang masih bekerja, sehingga dapat menyebabkan nugget tempe memiliki rasa masam. Tekstur nugget tempe wortel yang lunak juga menyebabkan nugget mudah hancur. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Mahasiswa KKN menyimpan nugget ke dalam freezer sehingga dapat menunda proses fermentasi tempe.
Meskipun terdapat permasalahan saat persiapan maupun pelaksanaan kegiatan pelatihan, namun berkat kerjasama dan koordinasi yang baik antara mahasiswa KKN serta dukungan positif yang diberikan oleh masyarakat Desa Rejosari khususnya ibu-ibu PKK sebagai mitra kerja sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi, dan kegiatan pelatihan pembuatan menu makanan inovatif dapat berjalan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H