Mohon tunggu...
Oktovianus Son
Oktovianus Son Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dalam kesunyian malam, aku adalah pelabuhan kecil yang merindukan ombak cerita hatimu. Biarkan aku menjadi telinga yang setia, menampung setiap pasang surut emosimu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saudaraku Terbunuh

30 Januari 2025   15:50 Diperbarui: 30 Januari 2025   15:50 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami terlahir

Kami ada

Dari satu ibu

Dibesarkan

Dikasihi

Dari satu ibu

Namun kebencian memisahkan aku dari saudaraku

Tanah yang kugarap menjadi tempat perebutan kekuasaan

Saudaraku menjadi musuhku

Dia harus kubunuh

Diriku tak dapat kukuasai lagi

Diriku telah dikacaukan

Batinku menjadi kacau

Hatiku menjadi galak terhadap saudaraku

Akhirnya saudaraku terbunuh

Aju ditanya, "dimana saudaramu?"

Aku menjawab, "apakah aku penjaganya?"

Saudaraku menjadi angin lalu bagiku

Angin lalu yang tak bermakna

Inilah kegagalanku menjadi saudara

Kini ku menjadi pengambara yang kesepian

Melewati padang hidup yang terasa gersang

Aku telah gagal membina hidup bersama sebagai saudara

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun