Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan terdiri dari banyak pulau-pulau kecil. Hal ini menyebabkan keterbatasan aksesibilitas dalam pengumpulan data. Beberapa daerah sulit dijangkau karena keterbatasan infrastruktur seperti jalan dan transportasi.Â
Selain itu, adanya daerah-daerah terpencil dan daerah yang rawan konflik juga menjadi kendala dalam pengumpulan data. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan aksesibilitas ke daerah-daerah yang sulit dijangkau, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait.
3. Keterbatasan Tenaga Enumerator
Tenaga enumerator merupakan orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan data pada sensus pertanian. Keterbatasan jumlah tenaga enumerator yang tersedia menjadi tantangan dalam sensus pertanian 2023.Â
Selain itu, tenaga enumerator yang ada juga perlu mendapatkan pelatihan yang memadai agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan rekrutmen tenaga enumerator yang cukup dan memberikan pelatihan yang memadai.
4. Keterbatasan Teknologi
Penggunaan teknologi dalam pengumpulan data menjadi hal yang sangat penting dalam sensus pertanian. Namun, keterbatasan teknologi yang ada menjadi tantangan dalam sensus pertanian 2023. Beberapa daerah di Indonesia masih sulit dijangkau oleh jaringan internet atau listrik.Â
Selain itu, keterbatasan perangkat keras dan perangkat lunak juga menjadi kendala dalam pengumpulan data. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan aksesibilitas teknologi di daerah-daerah terpencil dan memberikan pelatihan kepada petugas sensus pertanian dalam penggunaan teknologi.
5. Keterbatasan Anggaran
Sensus pertanian membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk dapat dilaksanakan dengan baik. Namun, keterbatasan anggaran yang tersedia menjadi tantangan dalam sensus pertanian 2023.Â
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan anggaran yang baik dan efisien serta mencari sumber dana alternatif untuk mendukung pelaksanaan sensus pertanian.