Mohon tunggu...
Sun Flower
Sun Flower Mohon Tunggu... Freelancer - Woman Trader

forex woman

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengalaman Awal Trading dan Memilih Broker

20 April 2019   11:52 Diperbarui: 20 April 2019   12:43 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya jelas saya menolak, karena saya tidak yakin bisnis yang ga umum ini adalah jalan saya, waktu itu saya lebih memilih bisnis yang pasti-pasti saja, menjual barang yang sudah pasti dengan system online, bekerja full time di kantor dan weekend saya gunakan untuk mengajar les beberapa anak tetangga sekitar rumah. 

Hasilnya lumayan, walau saya jadi merasa tidak punya waktu untuk keluarga. Jangankan untuk keluarga, untuk diri sendiri saja susah sekali cari sela waktu untuk sekedar ngopi bareng teman di caf.

Tapi kakak saya tidak menyerah, terus memperkenalkan forex kepada saya, menjelaskan satu persatu, dengan detail system forex itu bagaimana, apa saja keuntungannya (termasuk diiming-imingi "pekerjaan bebas yang tidak mengikat harus di suatu tempat tertentu seperti kantoran"), tekniknya, analisisnya, penjelasan modalnya, dan lain lain. Akhirnya setelah lumayan "mengenal" forex, saya memberanikan diri untuk masuk di demo yang saya handle sendiri tanpa bantuan Kakak.

Jujur saja, prakteknya jauh lebih susah dari teorinya. Saya sempat ingin menyerah saja awalnya, karena saya pusing lihat grafik dan harga-harga! Hahaha.

Tapi Kakak saya malah ngeledek saya. Dia yang saat itu sudah mulai merintis usaha kulinernya, mulai meledek saya karena saya tak kunjung menikahi kekasih hati karena keterbatasan modal. 

Benar sih, menikah ga perlu modal, tapi setelah menikah saya butuh uang untuk kasih makan dan belikan baju dan make up istri saya bukan? Hehehe. Hal ini yang membuat saya bertahan dengan urusan trading yang bagi saya njelimet pada awalnya.

Akhirnya dengan melihat keuletan Kakak saya dan hasilnya yang sudah ia peroleh, saya bertekad untuk terjun sepenuhnya di dunia trading. Akhirnya saya mulai "mengganggu" Kakak saya dan minta diajari secara intens setiap hari, saya bahkan menginap di rumahnya agar bisa  dengan gampang bertanya ini itu kapan saja. Hahaha.

Dari pengalamannya, Kakak saya mereview beberapa broker yang menurut dia bagus dan mengusulkan agar saya ikut broker tersebut. Namun, saya yang agak bandel ini ngeyel dan pengennya nyoba broker lokal  yang kantornya deket dengan tempat tinggal saya. Awalnya Kakak saya sudah curiga, karena besarnya modal awal yang diminta oleh broker tersebut. Kakak saya mewanti-wanti agar saya berhati-hati karena berdasarkan pengalamanya broker seperti itu kebanyakan ujung-ujungnya menipu, atau dipersulit ketika withdrawal. 

Withdrawal pertama dan kedua masih lancar, namun withdrawal ketiga sudah mulai lama prosesnya. Proses yang biasanya cepat bisa diambil 1x24 jam, mulai mundur jadi 2 minggu. Lalu withdrawal selanjutnya mulai mundur hingga tiga bulan dan bahkan ada beberapa trader lain yang proses withdrawalnya tidak pernah usai dan dananya entah kemana.

Akhirnya saya berhenti trading di broker tersebut. Soal sisa dana yang masih ada, sudah lah saya sudah pasrah. Saya masih beruntung dari trader lain yang nasib dananya tidak jelas. Saya berusaha ikhlas saja. Saya belajar lagi dari nol, pindah broker lagi, gagal, introspeksi lagi, review broker lagi. Sampai akhirnya saya mengikuti jejak kakak saya trading di Gainscope.

Awal registrasi, jujur saja saya merasa broker ini ribet karena harus isi ini itu, harus mengirimkan KTP dan dokumen identitas tertentu. Lalu waktu awal deposit, prosesnya pengirimannya lama, tidak seinstan broker lokal yang sudah saya coba. Tapi seiring berjalannya waktu saya jadi mikir, ribetnya registrasi di broker ini demi keamanan bersama juga ya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun