Tantangan Komunikasi antara Dewasa dan Remaja
Perubahan hormonal pada masa remaja sangat mempengaruhi dinamika emosi mereka. Remaja sering menunjukkan ledakan emosi yang tampak tidak proporsional dengan situasi, rasa frustrasi yang mendalam hingga euforia berlebihan.
Orang dewasa memberikan nasihat berdasarkan pengalaman, sementara remaja sering kali lebih ingin didengar daripada diajari. Pola komunikasi ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik.
Untuk mengatasi tantangan ini, orang dewasa perlu mengubah pendekatan mereka. Alih-alih mendikte, gunakan metode mendengarkan aktif dan ajukan pertanyaan terbuka (open-ended question) yang mendorong remaja untuk berbagi pemikiran mereka. Pertanyaan ini menghasilkan pemikiran yang kritis. Pendekatan ini tidak hanya membangun hubungan yang lebih kuat tetapi juga memberikan ruang bagi remaja untuk tumbuh secara mandiri.
Penutup
Remaja memang sering kali tak terduga, tetapi hal itu bukanlah masalah yang harus dihindari, melainkan peluang untuk mendampingi mereka dengan bijak. Dengan memahami proses pengambilan keputusan, pengaruh lingkungan, cara berpikir orang dewasa, dan tantangan komunikasi antar generasi, kita dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan bertanggung jawab. Orang dewasa tidak hanya "merekam" perjalanan remaja, tetapi juga berperan aktif sebagai pendukung dalam setiap langkah mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H