Mohon tunggu...
Oktiani Endarwati
Oktiani Endarwati Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Mengikat kenangan dan ilmu dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

10 Pelajaran Keuangan dalam Buku "The Psychology of Money" Karya Morgan Housel

14 Januari 2025   10:29 Diperbarui: 16 Januari 2025   17:27 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku The Psychology of Money karya Morgan Housel. (Foto: dokumentasi pribadi)

Judul Buku: The Psychology of Money
Penulis Buku: Morgan Housel
Penerbit: BACA
Tahun Terbit: Februari 2024
Jumlah Halaman: 294 halaman
ISBN: 9786238371099

Uang adalah komoditas yang sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Meskipun uang secara fundamental berfungsi sebagai alat tukar, namun dalam kehidupan, uang memiliki peran yang jauh lebih kompleks dan berdampak signifikan pada psikologi manusia.

Kita bekerja keras untuk mendapatkan uang, merencanakan masa depan dengan uang, dan kadang kala, terjebak dalam pusaran emosi yang ditimbulkan. Morgan Housel,dalam bukunya "The Psychology of Money", mengajak kita untuk menyelami hubungan kompleks antara manusia dan uang.

Buku "The Psychology of Money" juga mengajak pembaca untuk memahami bahwa kekayaan lebih dari sekadar angka di rekening bank. Buku ini tidak hanya membahas teori-teori investasi, tetapi juga menekankan pentingnya perilaku manusia dalam mengelola uang.

Meski membahas topik keuangan, pesan yang disampaikan dalam buku ini bersifat universal. Sebab, mengelola uang bukan tentang seberapa pintar seseorang, tetapi bagaimana cara kita bersikap dalam mengelola uang.

Berikut beberapa pelajaran yang bisa diambil dari buku "The Psychology of Money" karya Morgan Housel.

Pelajaran Keuangan dalam Buku "The Psychology of Money" Karya Morgan Housel

1. Uang Bukan Soal Kecerdasan, Tetapi juga Perilaku

Mengelola uang tidak ada hubungannya dengan kecerdasan seseorang, tetapi lebih banyak berhubungan dengan perilaku seseorang. Serakah, kikir, konsumtif, money oriented adalah perilaku buruk manusia terhadap uang yang akan berdampak buruk jika tidak dikelola dengan baik.

Berperilaku terpuji memang sukar diajarkan, bahkan kepada orang-orang yang sangat cerdas. Seseorang yang jenius sekalipun, jika kehilangan kendali atas emosinya bisa mengalami bencana keuangan. Sebaliknya, orang biasa tanpa pendidikan finansial bisa menjadi kaya jika mereka punya sejumlah keahlian terkait perilaku yang berhubungan dengan ukuran kecerdasan formal.

2. Jangan Terjebak Utang

Gaya hidup konsumtif dan ketidakmampuan mengelola keuangan dapat dengan mudah menguras kantong dan membuat seseorang terlilit utang. Utang juga sering kali menjadi sumber stres dan kecemasan seseorang. Untuk memahami mengapa orang terjebak utang, kita perlu belajar tentang ketamakan, kegelisahan, dan optimisme.

3. Tahu Kapan Merasa Cukup

Setiap orang memiliki definisi "cukup" yang berbeda-beda. Apa yang cukup bagi satu orang mungkin belum cukup bagi orang lain. Merasa cukup secara keuangan bukan hanya tentang jumlah uang yang dimiliki, tetapi juga bagaimana kita memandang dan menggunakan uang. Hal ini akan berbahaya jika kita tidak pernah merasa cukup dan hanya mengejar uang.

Ibaratnya, jika kita makan terus menerus maka perut akan kekenyang, bahkan muntah. Ketika muntah, kita akan merasa kesakitan dan tidak enak daripada mengingat nikmatnya makanan tersebut.

4. Mendapatkan Uang dan Menjaga Uang adalah Hal Berbeda

Terkadang banyak orang bisa kaya, namun tidak semua orang mampu menjaga kekayaannya. Hal ini karena mendapatkan uang dan menyimpan uang adalah dua keahlian yang berbeda.

Untuk mendapatkan uang diperlukan pengambilan risiko dan sikap optimis. Namun, menyimpan uang memerlukan kerendahan hati dan rasa takut kehilangan apa yang didapat dengan cepat.

5. Kekayaan Bukan Berdasarkan Apa yang Kita Lihat

Kita cenderung melihat kekayaan dari tampilan luar untuk menakar keberhasilan finansial seseorang. Padahal, kita tidak bisa melihat rekening bank orang tersebut atau catatannya. Kekayaan bukan soal mobil mewah atau rumah besar. Perbandingan sosial hanya akan membuat kita stres dan cenderung mengambil keputusan bodoh.

6. Jangan Buat Kesalahan

Investasi adalah langkah penting untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Namun, sebelum memulai investasi, ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan untuk meminimalkan kesalahan.

Investasi bagus bukan hanya membuat keputusan bagus, melainkan secara konsisten tidak membuat kesalahan besar. Sediakan ruang untuk kesalahan ketika memperkirakan hasil masa depan.

7. Bersiap Menghadapi Ketidakpastian

Seorang investor harus bersiap menghadapi ketidakpastian di masa mendatang. Orang tidak dapat memprediksi kapan resesi, seberapa parah resesi, atau perusahaan mana yang mampu bertahan.

Keberhasilan seorang investor akan ditentukan oleh bagaimana Anda menanggapi beberapa momen mengerikan, bukan bertahun-tahun yang dihabiskan dengan mulus. Untuk itu, persiapkan yang terburuk sambil berharap yang terbaik.

8. Pemborosan Bisa Menjadi Malapetaka

Membelanjakan uang untuk memamerkan betapa banyak uang yang Anda miliki adalah cara tercepat memiliki lebih sedikit uang. Cara menjadi kaya adalah membelanjakan uang yang Anda miliki, dan tak membelanjakan uang yang tak anda miliki.

9. Menabung Itu Penting

Kebiasaan menabung sangat penting untuk dilakukan untuk menghadapi situasi tak terduga. Menabung artinya kita berjaga-jaga terhadap hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan. Tabungan bisa menjadi bantalan untuk belanja masa kini dan belanja masa depan.

10. Mewujudkan Impian Kebebasan Finansial

Mencapai kebebasan finansial atau financial freedom adalah impian semua orang. Seseorang yang mencapai kebebasan finansial dapat memenuhi keinginan tanpa perlu khawatir tentang masalah keuangan.

Bentuk tertinggi kekayaan adalah kemampuan bangun setiap pagi dan berkata, "Saya bisa melakukan apapun yang saya inginkan hari ini".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun