Perjalanan teh di Indonesia begitu panjang dan kaya akan sejarah. Bagi masyarakat Indonesia, teh lebih dari sekadar minuman. Teh juga menjadi simbol keramahtamahan, kesederhanaan, dan kehangatan.
Teh bisa menjadi teman setia yang menemani kita dalam berbagai momen. Mulai dari pertemuan keluarga, menjamu tamu, hingga obrolan santai di warung kopi.
Masyarakat Indonesia biasanya menikmati minum teh di pagi hari sebelum beraktivitas. Teh yang biasa dikonsumsi adalah teh panas atau hangat, menggunakan gelas atau cangkir apa saja. Pemanisnya ada yang menggunakan gula pasir, ada juga gula batu.
Minuman teh juga cocok di berbagai kondisi cuaca. Misalnya, saat udara panas, teh menjadi minuman yang paling dicari atau biasa disebut es teh. Pada malam hari pun banyak masyarakat yang mengonsumsi es teh tawar maupun es teh manis.
Teh juga sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia. Dari istana kerajaan hingga warung angkringan, teh selalu hadir menemani berbagai lapisan masyarakat.
Sejarah Teh di Indonesia
Minum teh sering dikaitkan dengan budaya Inggris. Padahal, di Indonesia, teh juga sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya dan tradisi. Teh hampir selalu tersedia di setiap rumah, restoran, kafe, restoran, hingga angkringan.
Ada teh manis, teh tawar, atau es teh manis yang paling populer di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, terdapat tradisi minum teh yang unik di berbagai daerah di Indonesia.
Tanaman teh berasal dari daun Camellia sinensis yang diseduh dalam air panas. Teh pertama kali ditemukan di China pada zaman dinasti Shang sekitar 3000 tahun yang lalu. Pada awalnya, teh hanya digunakan untuk keperluan medis dan upacara keagamaan. Kemudian pada abad ke-9, teh mulai populer sebagai minuman di kalangan bangsawan dan kaum intelektual di China.
Kebiasaan minum teh di Indonesia diyakini muncul sejak para pendatang dari China memasuki Nusantara. Sedangkan budidaya teh dimulai sejak dua abad silam, ketika bangsa Belanda datang ke wilayah Indonesia.
Mengutip dari buku Teh dan Khasiatnya: Serba-Serbi Minuman yang Menenangkan karya M. Sumarto, teh pertama kali ditanam pada awal abad ke-19 di daerah Bogor, Jawa Barat oleh Belanda. Produksi teh semakin berkembang di berbagai daerah di Indonesia seperti Bandung, Wonosobo, dan Lawang. Hingga kini, Jawa Barat masih menjadi pusat produksi teh di Indonesia.
Tradisi Minum Teh di Indonesia
Indonesia memiliki tradisi minum teh yang unik di berbagai daerah. Ada yang menyajikan teh dengan gula seperti pada umumnya, ada pula yang menambahkan bahan lain seperti susu atau rempah-rempah.
Tradisi minum teh di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sekadar memenuhi dahaga, minum teh juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan menjaga kelestarian budaya.
Lantas, apa saja tradisi minum teh di berbagai daerah Indonesia?
Di Yogyakarta, ada tradisi minum teh tradisional yang disebut Patehan. Tradisi ini tidak bisa dilakukan oleh siapa saja, hanya boleh dilakukan oleh lingkungan keraton. Proses ini dilakukan dengan upacara dan ritual tertentu yang diatur secara ketat.
Orang Betawi juga memiliki tradisi minum teh yang bernama Nyahi. Teh yang disajikan biasanya tidak terlalu kental dan cenderung sedikit gula. Tradisi ini biasanya dilakukan di pagi atau sore hari.
Di Garut, ada tradisi minum teh yang bernama Nyaneut. Tradisi Nyaneut ini sudah berlangsung selama ratusan tahun yang dilakukan oleh masyarakat Cigedug, Kabupaten Garut. Tradisi Nyaneut memiliki cara khas yang diawali dengan memutar gelas teh dan menghirup aroma teh sebelum diminum. Ini diyakini akan membuat teh lebih nikmat.
Di Tegal, ada tradisi minum teh poci, yaitu teh yang diseduh dalam teko tanah liat dan disajikan dengan gelas kecil. Teh poci biasanya disajikan untuk bersantai atau berbincang-bincang bersama keluarga dan teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H