Judul Buku: Tragedi Pedang Keadilan
Penulis Buku: Keigo Higashino
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan kedua, Januari 2024
Jumlah Halaman: 462 halaman
ISBN: 9786020675435
Novel Tragedi Pedang Keadilan karya Keigo Higashino mengangkat isu penting tentang keadilan, hukum, dan moralitas. Melalui kisah seorang ayah yang kehilangan putrinya, Keigo Higashino mengajak pembaca untuk merenungkan sejauh mana sistem hukum mampu memberikan keadilan bagi korban kejahatan.
Dengan plot yang penuh kejutan dan karakter yang kompleks, novel Tragedi Pedang Keadilan akan membuat Anda terus bertanya-tanya hingga halaman terakhir.
Penasaran dengan cerita lengkapnya? Berikut review novel Tragedi Pedang Keadilan karya Keigo Higashino.
Sinopsis Novel
Tragedi Pedang Keadilan mengisahkan tentang Nagamine Shigeki, seorang ayah yang hidup berdua dengan putrinya, Ema, sejak istrinya meninggal. Karena hanya tinggal berdua bersama anaknya, Nagamine sangat protektif terhadap putrinya yang baru duduk di bangku SMA.
Suatu malam, Ema pergi menonton festival musim panas. Namun, Ema tidak pulang malam itu tanpa kabar apapun. Nagamine memutuskan melapor ke polisi terkait orang hilang. Beberapa hari kemudian mayat Ema ditemukan di sungai tanpa busana.
Nagamine marah, kesal, dan dendam terhadap orang yang telah memperlakukan Ema seperti itu. Dalam hari-hari kelam menunggu proses penyelidikan kepolisian, Nagamine menerima telepon dari seseorang yang memberikan informasi tentang para pelaku dan lokasi pembunuhan Ema.
Awalnya Nagamine tidak yakin dengan informasi tersebut. Hingga akhirnya dia memutuskan menyusup ke apartemen yang disebut oleh penelepon misterius. Di sana, ia menemukan kaset video berisi rekaman peristiwa pemerkosaan dan pembunuhan putrinya.
Nagamine melihat sendiri putrinya diperlakukan layaknya binatang. Ada dua orang laki-laki memerkosa putrinya yang terlihat tidak sadarkan diri. Nagamine semakin terpuruk dalam duka dan kini diselimuti amarah.
Mengetahui bahwa para pelaku hanya akan dijatuhi hukuman ringan karena masih di bawah umur, Nagamine memutuskan mengadili mereka dengan tangannya sendiri.
Apakah Nagamine akan berhasil? Kepada siapakah hukum akan memihak?