Mohon tunggu...
Oktiani Endarwati
Oktiani Endarwati Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Manusia yang ingin terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

7 Cara Efektif Mengatasi Doom Spending untuk Generasi Muda

9 Oktober 2024   09:17 Diperbarui: 9 Oktober 2024   09:18 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doom spending sering dipicu oleh stres. (Foto: Freepik)

Di tengah ketidakpastian ekonomi, banyak orang terjebak dalam pola pengeluaran impulsif yang dikenal sebagai doom spending. Mereka yang memiliki masalah atau rentan terhadap stres cenderung lebih mudah terjebak dalam kebiasaan ini.

Doom spending sering dipicu perasaan negatif seperti stres, cemas, kesepian, dan kebosanan. Tekanan hidup yang semakin meningkat juga membuat banyak orang terjebak dalam perilaku doom spending.

Mungkin kamu pernah merasa terpaksa berbelanja untuk mengalihkan perhatian dari stres. Namun, kegiatan belanja tersebut sering kali berujung pada penyesalan dan masalah keuangan jangka panjang.

Doom spending perlu diwaspadai karena dampak dari kebiasaan ini bisa sangat merugikan. Mulai dari tagihan menumpuk, saldo rekening menipis, hingga kesulitan finansial.

Ada beberapa cara efektif untuk mengatasi doom spending. Ini akan membantu kamu untuk menghentikan belanja impulsif dan membangun masa depan yang stabil.

Cara Efektif Mengatasi Doom Spending

1. Alihkan Diri dengan Aktivitas Lain

Belanja memang bisa menghilangkan stres secara sementara. Namun, stres ini akan kembali muncul apabila akar masalahnya tidak dibenahi. Untuk itu, kamu perlu melakukan kegiatan lain yang bisa mengalihkan perhatian dari keinginan untuk berbelanja.
Beberapa kegiatan yang bisa menjadi alternatif antara lain berolahraga, membaca, melukis, berkebun, atau mewarnai. Buat daftar aktivitas menyenangkan yang bisa mengalihkan perhatian dari berbelanja.

2. Gunakan Uang Tunai

Penggunaan e-wallet memang mempermudah transaksi di mana pun dan kapan pun. Mereka bisa melakukan transaksi di mana saja dengan menggunakan dompet digital. Namun, kemudahan ini membuat masyarakat menjadi lebih konsumtif.

Untuk menghindari doom spending, cobalah untuk menggunakan uang tunai sebisa mungkin. Pembayaran menggunakan uang tunai membuat kamu lebih sadar akan pengeluaran. Buat anggaran dari gaji dan belanjakan hanya dengan uang tersebut.

3. Buat Anggaran yang Realistis

Membuat anggaran yang jelas untuk pengeluaran bulanan bisa membantu memantau kondisi keuangan kamu. Alokasikan dana untuk kebutuhan dasar dan juga untuk hiburan. Pastikan anggaran dalam batas yang wajar.

4. Tunda Keputusan Membeli

Godaan diskon atau iklan sering kali membuat kita membeli barang tanpa perencanaan sebelumnya. Hal ini bisa merusak anggaran bulanan yang sudah kita buat.

Jika merasa terdorong untuk membeli sesuatu, coba tunda keputusan tersebut selama 24 jam. Dengan menunda membeli, kamu bisa memberi waktu untuk mengevaluasi apakah barang tersebut benar-benar diperlukan.

5. Fokus Tujuan Jangka Panjang

Untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang butuh konsistensi dan disiplin. Misalnya, ingin membeli rumah, liburan, dana pensiun, maka waktu lama untuk mencapai tujuan tersebut. Selalu ingatkan diri sendiri untuk menyadari apa yang ingin dicapai. Hal ini berguna untuk mengurangi dorongan belanja impulsif.

6. Mengurangi Waktu di Media Sosial

Media sosial dapat memicu doom spending karena pengaruh FOMO atau flexing. Hal ini sering mendorong pengguna melakukan belanja impulsif. Untuk itu, kurangi waktu bermain media sosial. Jika perlu, hapus, mute, atau unfollow akun yang membuat kamu merasa ingin belanja.

7. Sadari Pemicu Stres

Tentu ada suatu kondisi atau keadaan yang bisa memicu kamu berbelanja impulsif seperti stres atau kecemasan. Untuk itu, kamu perlu menyadari pemicu ini agar lebih waspada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun