Pernah tergoda untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan? Yup. Sering kali kita terjebak antara ingin dan butuh. Hal yang seharusnya menjadi kebutuhan dianggap keinginan, sebaliknya keinginan dianggap sebagai kebutuhan.
Padahal, memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan sangat penting untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Sebelum memahami perbedaannya, ada baiknya kita memahami arti dari kebutuhan dan keinginan.
Lantas, apa itu kebutuhan? Apa itu keinginan? Yuk, bahas pengertian dan perbedaannya.
Apa Itu Kebutuhan dan Keinginan?
Kebutuhan dan keinginan merupakan dua hal yang berbeda, tetapi hampir mirip dan berhubungan dengan ekonomi. Dalam hal ini bisa berupa uang, makanan, barang, dan lain-lain.
Kebutuhan adalah sesuatu hal yang harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup dan mencapai kesejahteraan dasar. Apabila kebutuhan tidak terpenuhi maka akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan individu. Kebutuhan bisa berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.
Sementara keinginan adalah sesuatu yang kita inginkan untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan hidup, namun tidak bersifat krusial untuk bertahan hidup. Keinginan bisa dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan karakteristik individu seseorang seperti barang branded, liburan mewah, gadget terbaru, dan lainnya.
Contohnya, jika kamu sedang lapar maka kamu butuh makanan untuk dimakan. Jika tidak maka perut bisa saja sakit. Setelah sudah kenyang dan ingin makan lagi, maka ini disebut keinginan. Contoh lain, kamu sudah memiliki banyak pakaian, namun ingin membeli pakaian lagi. Maka pakaian yang tadinya menjadi kebutuhan berubah menjadi keinginan.
Dari sini dapat disimpulkan bawah kebutuhan memiliki sifat harus dipenuhi, sedangkan keinginan tidak harus dipenuhi. Kebutuhan berhubungan dengan kelangsungan hidup, sedangkan keinginan berhubungan dengan gaya hidup.
Keinginan Bisa Berubah Menjadi Kebutuhan
Seiring dengan perkembangan zaman, keinginan ternyata bisa berubah menjadi kebutuhan. Barang yang sebelumnya hanya bersifat kepuasan atau kebutuhan tersier, kini menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
Misalnya, HP yang sudah menjadi kebutuhan bagi banyak orang. Tanpa adanya HP mungkin banyak orang kesulitan untuk bekerja dan beraktivitas. Padahal, dulunya HP hanya kebutuhan sekunder, bahkan tersier.