Novel Pasta Kacang Merah menyajikan kisah persahabatan dua generasi antara Sentaro dan Tokue yang mengharukan. Meski bahasa yang digunakan cukup sederhana, namun novel ini mampu menyampaikan pesan yang mendalam.
Dalam novel ini, makanan menjadi salah satu elemen penting dalam cerita, yaitu pasta kacang merah. Sekilas ketika membaca judul ini mungkin akan berpikir tentang kuliner. Memang tidak sepenuhnya salah karena melalui novel Pasta Kacang Merah, pembaca jadi mengetahui proses pembuatan dorayaki, salah satu kue tradisional Jepang yang berbentuk bundar dengan selai kacang merah.
Pembaca juga diajak merasakan hidangan manisan lainnya yang dibuat Tokue dan Sentaro. Menariknya, kita juga dapat merasakan emosi dan perjuangan dari tokoh-tokoh dalam novel ini.
Tema persahabatan dan keluarga sangat universal sehingga bisa dibaca dari berbagai kalangan. Satu hal lain yang menarik adalah cover buku yang berwarna pink dengan latar pohon sakura. Mekar dan gugurnya bunga sakura melambangkan siklus kehidupan dan kematian.
Kekurangan Buku
Bagi pembaca yang menyukai bacaan berat, mungkin alur cerita novel ini terasa lambat. Ceritanya terlalu fokus pada kehidupan sehari-hari para tokoh. Sebagian pembaca mungkin mudah menebak akhir cerita novel ini.
Penutup
Novel Pasta Kacang Merah cocok untuk pembaca yang ingin mencari ketenangan dan menyukai cerita tentang kuliner. Melalui kisah Tokue dan Sentaro, kita diajarkan tentang pentingnya persahabatan yang tulus dan kebaikan-kebaikan kecil yang bisa membawa perubahan besar. Sama seperti halnya membuat pasta kacang merah, meski rumit namun dapat memberikan kebahagian kepada orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H