Mohon tunggu...
Oktisa Nur
Oktisa Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berkah Sedekah di Bulan Ramadhan

9 Juli 2024   13:43 Diperbarui: 9 Juli 2024   19:38 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

      "Berkah Sedekah dibulan Ramadhan"

Di bulan Ramadhan yang suci, hari umat Muslim terasa begitu damai. Nuansa kebersamaan dan kemurahan hati sangat terasa di sepanjang bulan ini. Salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Ramadhan adalah sedekah.

Fatimah, seorang ibu muda yang tinggal di sebuah perkampungan, selalu berusaha untuk bersedekah setiap Ramadhan tiba. Meskipun kondisi keuangan keluarganya pas-pasan, Fatimah selalu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk disedekahkan. Ia percaya bahwa sedekah di bulan Ramadhan akan mendatangkan berkah.

Suatu hari, Fatimah melihat seorang anak kecil yang tampak kelaparan di pinggir jalan. Tanpa berpikir panjang, Fatimah menghampiri anak itu dan memberikan sebagian dari bekal makanan yang ia bawa. Anak itu tampak sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih dengan tulus.

Tak lama setelah itu, Fatimah mendapat kabar menggembirakan. Suaminya mendapat kenaikan gaji dan mereka dapat memperbaiki rumah yang semula kumuh menjadi lebih layak huni. Fatimah yakin, berkah sedekah di bulan Ramadhan yang telah ia lakukan membawa kebahagiaan bagi keluarganya.

Dari kisah Fatimah, kita dapat belajar bahwa sedekah di bulan Ramadhan tidak hanya bermanfaat bagi orang yang menerimanya, tetapi juga dapat mendatangkan berkah bagi yang memberikannya. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini dan senantiasa bersedekah, terutama di bulan yang penuh rahmat ini.

Beberapa hari setelah peristiwa Fatimah memberi sedekah pada anak kecil itu, kabar baik kembali datang menghampiri keluarganya. Suami Fatimah mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan di  kota Bengkulu selama sebulan. Upah yang didapatkan dari pelatihan tersebut cukup besar, sehingga dapat membantu perbaikan rumah mereka.

Fatimah sangat bersyukur atas kemudahan yang diberikan Allah. Ia semakin yakin bahwa sedekah yang dilakukannya di bulan Ramadhan membawa keberkahan bagi keluarganya. Fatimah pun semakin rajin melakukan sedekah, tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dengan membantu tetangga yang membutuhkan.

Pada suatu malam, saat Fatimah tengah berbuka puasa, ada seorang ibu tua yang mengetuk pintu rumahnya. Ibu tua itu meminta bantuan karena sedang kesulitan membeli obat untuk anaknya yang sakit. Tanpa ragu, Fatimah segera memberikan sejumlah uang untuk membeli obat tersebut. Ibu tua itu sangat berterima kasih dan berdoa agar Allah membalas kebaikan Fatimah.

Tidak lama setelah itu, Fatimah mendapat kabar bahwa suaminya mendapat promosi jabatan di tempat kerjanya. Gaji yang diterima pun meningkat, sehingga dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Fatimah semakin yakin bahwa sedekah yang dilakukannya selama Ramadhan telah mendatangkan berkah yang berlimpah bagi keluarganya.

Seiring berjalannya waktu, keluarga Fatimah semakin berkembang dan makmur. Suaminya naik pangkat berkali-kali, sehingga penghasilan mereka pun meningkat pesat. Fatimah tidak lupa untuk terus bersedekah di setiap Ramadhan.

Setiap kali Ramadhan tiba, Fatimah selalu menyisihkan sebagian besar penghasilannya untuk disedekahkan. Ia tidak hanya memberikan bantuan berupa uang, tetapi juga membantu tetangga-tetangga yang membutuhkan. Fatimah merawat lansia yang tinggal sendirian, memberikan makanan untuk anak-anak yatim, dan menyumbangkan pakaian layak pakai untuk fakir miskin.

Suatu hari, Fatimah mendapat kabar bahwa salah seorang anaknya, Aisyah, lulus dari Universitas Ternama dengan predikat di kota Bengkulu. Aisyah berhasil meraih beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan ke kota Bengkulu yang lebih tinggi. Fatimah dan suaminya sangat bangga atas pencapaian Aisyah.

Tak hanya itu, Aisyah juga mendapat tawaran pekerjaan yang sangat menjanjikan setelah lulus nanti. Fatimah yakin bahwa keberhasilan Aisyah tidak lepas dari berkah sedekah yang ia lakukan selama ini. Ia percaya bahwa kebaikan yang ia berikan kepada orang lain akan kembali dalam bentuk yang lebih baik.

Tidak hanya keluarga Fatimah yang merasakan berkah dari sedekah yang dilakukannya, tetapi juga tetangga-tetangga di sekitar rumahnya. Pada suatu hari, salah seorang tetangga Fatimah, Ibu Siti, datang kepada Fatimah dengan wajah yang berseri-seri.

"Fatimah, aku ingin berterima kasih padamu," ujar Ibu Siti dengan gembira. "Sedekah yang kau berikan kepada kami benar-benar mengubah hidup keluargaku."

Fatimah mendengarkan dengan seksama saat Ibu Siti menceritakan perubahan yang terjadi pada keluarganya. Awalnya, Ibu Siti dan suaminya hanya bisa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, setelah menerima bantuan dari Fatimah, mereka mendapatkan peluang usaha yang lebih baik.

Suami Ibu Siti kini memiliki toko kelontong yang cukup ramai, sementara Ibu Siti sendiri membuka warung makan di dekat rumah. Anak-anak mereka pun bisa kembali bersekolah dengan lancar. Ibu Siti merasa sangat bersyukur atas perubahan besar yang terjadi dalam kehidupan keluarganya.

"Sungguh, berkat sedekahmu, kami bisa bangkit dari keterpurukan. Allah telah memberikan kemudahan dan rezeki yang berlimpah kepada kami," ujar Ibu Siti dengan mata berkaca-kaca.

Fatimah terharu mendengar penuturan Ibu Siti. Ia merasa bahwa sedekah yang dilakukannya selama ini tidak sia-sia. Fatimah semakin yakin bahwa berbagi kebaikan akan memberikan manfaat bagi banyak orang.

Cerita ini mengingatkan kita bahwa sedekah tidak hanya berdampak pada diri kita sendiri, tetapi juga dapat mengubah kehidupan orang lain. Marilah kita terus bersedekah dengan ikhlas, karena sesungguhnya Allah akan membalas kebaikan kita dengan berlipat ganda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun