Bukannya belajar keras untuk menghadapi ujian, capek bekerja, dan dijulidin sama teman adalah kondisi yang selalu terjadi di bawah matahari, sehingga tidak perlu dipandang secara lebay sebagai kondisi yang mendegradasi kesehatan mental?
Nah, sekarang jadi paham kan mengapa novel sastra seperti "Sengsara membawa Nikmat" karya sastrawan Balai Pustaka tidak lagi muncul dalam tema-tema novel atau sinetron zaman now?Â
Sebab, karakter Midun dengan segala perjuangan yang harus dilakoninya menjadi hal yang agak mustahil untuk menarik minat baca atau nonton generasi milenial. Itu hal yang halu buat mereka.
Namun, sungguh sangat penting buat generasi milenial untuk menyadari bahwa kesengsaraan itu bukan hal yang mutlak buruk dan perlu dijauhi. Justru melalui hidup yang mau berjuang, berproses, dan menahan diri akan menjadikan kita sebagai pemenang yang sesungguhnya.Â
Jadi, apakah kemudahan selalu membuat manusia menjadi lebih baik?
Jawabannya, tidak.
Sebaliknya, sengsaralah sering kali yang justru membawa nikmat, seperti kata Tulis Sutan Sati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H