Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

21 Februari, Hari Bahasa Ibu Internasional

20 Februari 2020   19:02 Diperbarui: 21 Februari 2020   13:49 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai bahasa (Unsplash, Hannah Wright)

Sedikitnya ada 6 fungsi yang dimiliki oleh bahasa Ibu/daerah, yaitu:
1. Identitas bangsa dan budaya
2. Kekayaan tradisi, budaya, dan literasi
3. Sarana untuk menjalankan tradisi lokal atau pengetahuan adat
4. Transmisi lintas generasi untuk warisan budaya dalam hal nilai-nilai, kearifan lokal, pangan, obat-obatan, penanganan sengketa/konflik, seni, dan literatur.
5. Sarana untuk mencapai pendidikan yang berkualitas untuk semua
6. Modal untuk pembangunan yang berkelanjutan, terutama dalam hal penyerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan perspektif global

Nah, tanpa saya harus jelaskan satu persatu, kita semua pasti sudah paham maksud dari masing-masing fungsi tersebut. Namun, khusus untuk poin no. 5 dan 6, begini penjelasannya: meski kita memiliki bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia, bahkan sudah fasih berbahasa bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, tetapi jangan lupa masih ada saudara-saudara sebangsa kita yang belum menguasai bahasa Indonesia apalagi bahasa asing yang lain. Di sinilah mengapa bahasa Ibu atau bahasa daerah perlu dipertahankan dan dilestarikan, yaitu agar para penutur bahasa daerah tetap dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan yang ada dengan adanya orang-orang yang mampu mentrasfer baik wacana, pengetahuan, maupun pendidikan tersebut ke dalam bahasa daaerah.

Sayangnya, meski bahasa Ibu di seluruh dunia mencapai 7.000 bahasa, tetapi sekarang hanya ada sekitar 4000 bahasa asli yang masih dituturkan oleh sekitar 6 persen dari total populasi dunia. Sementara, 2680 bahasa (sekitar 43%) terancam hilang dari peradaban manusia.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Summer Institute of Linguistics, terdapat sekitar 719 bahasa daerah, yang  707 diantaranya masih aktif digunakan. Ini berarti ada sekitar 12 bahasa (atau sekitar 2%) yang sudah punah.

Apa sih yang menjadi penyebab dari punahnya bahasa Ibu atau bahasa daerah itu?

Ada beberapa penyebab, di antaranya:
1. Semakin turunnya jumlah atau bahkan ketiadaan penutur asli
2. Arus globalisasi dan modernisasi
3. Perkembangan teknologi dan media (massa dan sosial)
4. Perkawinan campur
5. Minimnya kesadaran akan pentingnya melestarikan bahasa ibu/daerah

Kerugian terbesar yang akan kita alami dengan semakin banyaknya bahasa ibu atau daerah yang punah adalah kian hilang pula jati diri atau identitas kita sebagai pribadi, komunitas, maupun bangsa. Dengan demikian, semakin miskin pula kita dengan keanekaragaman dari berbagai daerah dan tradisi yang memuat kekayaan nilai, filosofi, pengetahuan, budaya, dan kearifan lokal yang diteruskan dan diwariskan melalui bahasa ibu.

Selamat memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional.

Referensi:
1. Sary, Hotnida Novita. "21 Februari, UNESCO Maknai Hari Bahasa Ibu Internasional"
2. Putera, Dewa Putu Ardita Darma "Diusulkan oleh Bangladesh, 5 Fakta Hari Bahasa Ibu Internasional"
3. _____ "International Mother Language Day"
4. _____ "International Mother Language Day21 February"
5. Walters, Sydney. "International Mother Language Day celebrates multilingualism and cultural diversity"
6. Pratama, Aswab Nanda. "Bangladesh di Balik Lahirnya Hari Bahasa Ibu Internasional..."
7. Firmino, Roberto. "PBB Keluarkan Resolusi Hari Bahasa Ibu Internasional"
7. Sudiaman, Maman. "Bahasa Daerah Semakin Punah"
8. Kusuma, Anisa Tri "11 Bahasa Daerah di Indonesia Punah, Mengapa?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun