Rumah itu kecil dan sederhana,
terletak di dekat sawah, kampung penduduk,
serta langit cerah mengitarinya.
Dan, kami jatuh cinta begitu saja ketika melihatnya.
Ia rumah impian kami
sebagai keluarga kecil baru
yang mencoba untuk hidup mandiri,
memulai dari nol.
Jauh dari kota,
jauh dari kebisingan,
Walau harus jauh juga dari sanak saudara dan teman.
Â
Rumah itu kecil dan sederhana
dan di sanalah kami belajar segalanya dari awal.
Belajar berkeluarga,
belajar sebagai orang tua,
belajar bertetangga,
belajar bermasyarakat,
belajar menjadi orang dewasa,
belajar bersyukur.
Â
Rumah itu kecil dan sederhana
tempat kami merenda impian, harapan, pergumulan,
serta menjalin pertemanan dengan orang-orang sederhana nan tulus.
Ia memang tidak besar
tapi, hati dan jiwa kami bertumbuh menjadi lebih besar di dalamnya
Â
Rumah itu kecil dan sederhana
dengan teras kecil di depannya
tempat kami biasa bersenda dan berbicara
serta minum teh bersama.
Itulah tempat di mana kami selalu merasa "kaya"
dan beruntung.
Menikmati suara jangkrik, katak, kicau burung.
Melihat kunang-kunang, langit cerah, bintang-bintang.
Merasakan semilir angin, harum tanah basah,
atau sekedar mendengar alunan musik keroncong.
Â
Rumah itu kecil dan sederhana
dengan tanaman hijau, bunga-bunga
serta saluran irigasi kecil di depannya.
Salah satu impian indah yang pernah kami miliki
di antara impian lain yang harus pupus,
dan diikhlaskan.
Â
Rumah itu kecil dan sederhana
dan sudah kami tinggalkan
demi menjelang impian lain,
yang telah direncanakan Sang Hidup kepada kami.
Â
Rumah itu kecil dan sederhana,
tempat kekayaan berharga tersimpan di dalamnya.
Terima kasih rumah kecil,
untuk semua pengalaman yang kami miliki bersamamu.
Berikan lagi kisah indahmu untuk keluarga lain,
seperti yang telah kau berikan kepada kami.