Mohon tunggu...
Oktha Amelia
Oktha Amelia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

membaca novel, introvert, fashion, melukis, lucu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung: Menyatukan Tradisi dan Wisata

28 Februari 2024   11:51 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:55 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PUSAKA KANJENG KYAI TUNGGUL  WULUNG: MENYATUKAN TRADISI DAN WISATA

Oktha Amelia Ramadhani

12 IPS 4, SMAN 3 KABUPATEN TANGERANG

           Yogyakarta, apa yang terlintas di kepala ketika mendengar nama kota tersebut. Budaya, hal mistis, adat, keraton, merapi, dan masih banyak lagi. Kota sejuta cerita ini memiliki banyak rahasia didalamnya. Mulai dari cerita perjuangan sampai peninggalan sejarah yang dapat kita temui, terlebih lagi keraton kerajaan yang menjaga banyak pusaka pusaka peninggalan Kesultanan Yogyakarta, salah satu yang masih membuat banyak bulu kuduk orang merinding adalah Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung.

           Arak-arakan Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung merupakan sebuah tradisi budaya Keraton Yogyakarta yang telah berlangsung selama berabad-abad. Tradisi ini bukan hanya sebuah ritual, tetapi juga menjadi simbol penyatuan dan kekuatan Keraton Yogyakarta. Di era modernisasi ini, tradisi ini masih dilestarikan dan bahkan berkembang menjadi daya tarik wisata yang unik.

Sejarah Arak-Arakan Pusaka

           Tradisi Arak-arakan Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung telah berlangsung sejak zaman Sultan Hamengkubuwono V, pendiri Kesultanan Yogyakarta. Keris pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung diyakini memiliki kekuatan magis dan spiritual dan menjadi pusaka keramat yang diwariskan kepada keturunan Sultan.

           Arak-arakan ini diadakan setiap tahun pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah, bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Prosesi arak-arakan dimulai dari Bangsal Kencono Keraton Yogyakarta, mengelilingi Alun-alun Utara Yogyakarta, dan kembali ke Keraton. Keris pusaka dibawa oleh seorang abdi dalem yang diiringi oleh para prajurit Keraton, bregada prajurit Kraton Yogyakarta, dan berbagai kelompok kesenian tradisional.

           Di era modernisasi, tradisi Arak-arakan Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung tidak hanya menjadi simbol budaya Keraton Yogyakarta, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Tradisi ini menawarkan pengalaman budaya yang unik dan autentik, sekaligus menjadi media untuk memperkenalkan budaya Yogyakarta kepada generasi muda.

Pengembangam Daya Tarik Wisata

        Keraton Yogyakarta dan Dinas Pariwisata Yogyakarta telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan tradisi Arak-arakan Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung sebagai daya tarik wisata, tanpa menghilangkan makna dan adat istiadat yang terkandung di dalamnya. Upaya-upaya tersebut antara lain publikasi dan promosi yaitu melakukan publikasi dan promosi tradisi Arak-arakan Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung melalui berbagai media, seperti website, media sosial, dan brosur, pengembangan paket wisata yaitu mengembangkan paket wisata yang menggabungkan tradisi Arak-arakan Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung dengan objek wisata lainnya di Yogyakarta, penyediaan fasilitas yaitu menyediakan fasilitas yang memadai bagi wisatawan, seperti tempat duduk, toilet, dan informasi wisata, pendidikan dan pelatihan yaitu memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pemandu wisata dan masyarakat sekitar tentang tradisi Arak-arakan Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun