Mohon tunggu...
Okta Wiguna
Okta Wiguna Mohon Tunggu... -

"kuli digital" / "penimbun buku"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buku-buku yang Diberangus Sepanjang Sejarah Indonesia

7 Juni 2016   06:37 Diperbarui: 7 Juni 2016   13:48 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot dari berita2 pemberangusan buku di Kompas.com

Razia terhadap buku yang terjadi belakangan ini mestinya tak ada setelah Mahkamah Konstitusi melarangnya pada 2010. Vonis MK ketika itu menyebutkan, penyitaan buku-buku sebagai salah satu barang cetakan tanpa melalui proses peradilan sama dengan pengambilalihan hak pribadi secara sewenang-wenang yang dilarang Pasal 28H ayat 4 UUD 1945.

Dalam sejarah perbukuan di tanah air, pemberangusan buku sudah terjadi sejak zaman kolonial yang berlanjut hingga era Reformasi. Daftar buku-buku yang diberangus --yang seharusnya sudah tak boleh bertambah panjang tanpa putusan pengadilan-- ini bakal memberi gambaran bahwa sejatinya pelarangan sebuah buku kadang lebih kepada selera sebagian orang dan bukan benar-benar demi "ketertiban umum".  

Berikut ini "daftar hitam" tersebut:

ZAMAN KOLONIAL

* Kitab Sabil Al-Muhtadin karya Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
* Student Hidjo karya Mas Marco Kartodikromo (1919)
* Rasa Merdeka karya Mas Marco Kartodikromo (1924)
* Hikayat Kadirun karya Semaun (1927)

ZAMAN ORDE LAMA (ERA PRESIDEN SOEKARNO)
Ada puluhan buku yang dilarang pada masa Presiden Soekarno berkuasa. Berikut ini beberapa buku di antaranya.

* Sapta Darman karya Muhamad Yamin
* Jejak Langkah karya Bakri Siregar
* Saidjah dan Adinda karya Multatuli, yang disadur oleh Bakri Siregar
* Hoakiau di Indonesia karya Pramoedya Ananta Toer

ZAMAN ORDE BARU (ERA PRESIDEN SOEHARTO)

Pemberangusan buku paling banyak terjadi di era Presiden Soeharto. Yang menjadi sasaran terutama buku karya Pramoedya Ananta Toer. Penulis ini dituduh Kejaksaan Agung menyebarkan komunisme dan marxisme. Mesi tuduhan tak terbukti, buku-buku Pram tetap dibredel.

Buku Pram yang dilarang: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca, Arus Balik, Di Tepi Kali Bekasi, Perburuan, Keluarga Gerilya, Percikan Revolusi, Bukan Pasar Malam, Mereka yang Dilumpuhkan, Cerita dari Blora, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, dan Cerita dari Jakarta.

Buku-buku lain yang bernasib sama dengan karya-karya Pram:

* Buku Putih Perjuangan Mahasiswa Indonesia, KM ITB 1979, karena dinilai menyudutkan pemerintah.
* Di bawah Bendera Revolusi
* Sum Kuning, terkait dengan kasus pemerkosaan penjual telur
* Indonesia di Bawah Sepatu Lars, karya Sukmadji I Tjahjojo
* Menuntut Janji Orde Baru
* Adik Baru, Cara Menjelaskan Seks kepada Anak
* Bertarung demi Demokrasi
* Kasih yang Menyelamatkan
* Dosa dan Penebusan Menurut Islam dan Kristen
* Serat Darmogandul, karya Ronggowarsito, terkait dengan SARA
* Suluk Gatoloco, karya Ronggowarsito, terkait dengan SARA dan menyesatkan
* Cina, Jawa, Madura, Dalam Konteks Hari, penulis Chosni Herlingga
* Resume Hasil Observasi Peradilan Kasus Aceh, penulis A.H. Garuda Nusantara
* Sebuah Mocopat Kebudayaan Indonesia, penulis Joebaar Ajoeb
* Madame Syuga. Buku ini dianggap mengeksploitasi tubuh Dewi Soekarno secara gamblang.
* Program Kerja Kristenisasi di Indonesia
* Sajian Tuntunan Tuhan pada Jaman Akhir, karya Haswir/Suharno
* Painting in Islam, SARA (dinilai melecehkan Islam)
* Kristus dalam Injil dan Al-Quran, terkait dengan SARA
* Mujarobat Ampuh, H M. Qori, terkait dengan SARA
* Menyingkap Sosok Misionaris, penulis Ibrahim Sulaiman al-Jabhani, terkait dengan SARA
* Primadosa, dan Rakyat Indonesia Mengingat Imperium Suharto
* Apakah Soeharto Terlibat Peristiwa PKI, dinilai menghina presiden
* Bayang-bayang PKI, diterbitkan oleh Institut Studi Arus Informasi (ISAI), terkait dengan komunis
* Islamic Invasion, karya Robert Morey
* Peristiwa 27 Juli, diterbitkan oleh ISAI

ERA REFORMASI

Menginjak era reformasi, pelarangan buku tak juga surut. Berikut ini buku yang dilarang edar oleh kejaksaan:

* Atlas West Irian, dilarang karena memuat gambar Bintang Kejora
* Kutemukan Kebenaran Sejati dalam Al-Qur`an, karya M. Simanungkalit, dilarang karena dianggap mengganggu ketertiban masyarakat
* Pemusnahan Etnis Melanesia: Memecah Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat, Socratez Sofyan Yoman
* Dalih Pembunuhan Massa Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto, karya John Roosa
* Suara Gereja bagi Umat Tertindas: Penderitaan, Tetesan Darah, dan Cucuran Air Mata Umat Tuhan di Papua Barat Harus Diakhiri, karya Socratez Sofyan Yoman
* Lekra Tak Membakar Buku, karya Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan
* Enam Jalan Menuju Tuhan, karya Darmawan

#

Catatan:

1.Jika ada buku yang terlewat dari daftar ini, silakan tinggalkan di kolom komentar, akan saya tambahkan. Terima kasih Kompasianers.

2.Data pada tulisan juga hasil riset kawan saya, Erwin D, yang saya kutip atas seizinnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun