Lantas kenapa tetap bobol? Editornya mungkin lupa kalau fungsinya bukan sekedar merapikan hasil ketikan yang salah tapi juga membuat kalimat demi kalimat runut, logis, dan bisa dicerna dengan mudah. Akan halnya novel yang saya keluhkan tadi, kata per kata mungkin benar terjemahannya namun ketika disatukan mereka menjadi kalimat yang tak jelas maknanya.
Beberapa buku memang cuma punya kesalahan kecil di sana-sini, yang kalau beruntung bisa cetak ulang, kekeliruan itu kadang diperbaiki. Tapi ada juga yang seperti novel legendaris karya penulis Iran yang suatu hari mampir ke meja saya.
Saya betul-betul tertarik setelah mencari informasi di dunia maya dan menemukan baik novel maupun novelisnya benar-benar fenomenal. Namun penerjemahannya, maaf, hancur lebur. Tanpa berhasil melewati bab pertama, novel itu langsung saya pinggirkan dan saya berlutut lalu berdoa semoga Tuhan mengampuni penerbitnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI