Nasi bungkus tersebut dikumpulkan menjadi satu kemudian dibagikan secara acak kepada jamaah surau dan warga sekitar. Biasanya terdapat pula keluarga yang ditunjuk memasak tumpeng ukuran sedang serta jajanan beraneka ragam.
Kami para anak kecil pada saat itu akan turut meramaikan kegiatan megengan tersebut sebagai wujud syukur dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadan. Tak jarang kami berebut untuk mendapatkan jajan yang dibagi oleh ibu-ibu pengurus surau.
Sebelum kegiatan syukuran berlangsung, pada sore harinya kami melakukan kegiatan unggah-unggahan yang merupakan agenda rutin dalam bentuk ziarah menuju makam tempat keluarga terdahulu yang telah meninggal.Â
Anak-anak biasanya ikut para orang tuanya menuju makam keluarga untuk mendoakan sanak keluarga yang telah mengahadap Sang Pencipta. Pada kegiatan unggah-unggahan ini mengandung makna supaya kita tidak lupa bahwa pada akhirnya kita juga akan kembali kepada Tuhan.
2. Bermain petak umpet, gobag sodor, kembang api, dan wayang
Untuk mengisi kegiatan puasa di siang hari sepulang sekolah, biasanya kami yang saat itu masih anak-anak akan berkumpul dengan teman sepermainan untuk bermain petak umpet, gobag sodor, dan wayang. Permainan berhenti saat adzan Asar berkumandang dan akan dilanjutkan kembali selepas salat tarawih. Tak jarang pula anak laki-laki akan membawa petasan untuk saling mengagetkan. Akan tetapi, petasan seringkali mengganggu ketenangan para tetangga bahkan kami pernah terkena teguran dari para tetangga utamanya mereka yang memiliki bayi maupun balita. Lalu, kami mengganti petasan dengan kembang api yang lebih ramah lingkungan.
3. Mengisi buku Ramadan
Selepas salat tarawih, kami yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar tentunya akan memanfaatkan waktu untuk mendengarkan ceramah dari imam tarawih maupun beliau yang ditunjuk untuk mengisi ceramah.Â
Kami membawa buku ajaib amalan yaumiyah yang diberikan oleh ibu wali kelas di sekolah untuk diisi selama bulan Ramadan. Buku ini berisi tentang kegiatan yang kita lakukan selama Ramadan sehingga sering disebut sebagai buku Ramadan.Â
Di dalamnya terdapat target amalan seperti salat lima waktu, Dhuha, dan salat rawatib, tadarrus Al-Quran, salat tarawih beserta isi ceramahnya, kultum di waktu Subuh, kegiatan infaq, dan khutbah di hari raya Idul Fitri.Â
Targetan tersebut diwajibkan diisi dengan jujur dan sungguh-sungguh karena merupakan bagian penilaian di sekolah. Setelah libur lebaran, buku Ramadan akan dikumpulkan sebagai bukti monitoring kegiatan yang telah dilakukan selama bulan suci Ramadan.