Istilah Ramadan sendiri berasal dari kata "ramidla" yang memiliki arti panas. Para ulama kemudian memaknai panas tersebut dengan arti membakar atau menghapus semua dosa orang yang berpuasa pada bulan Ramadan. Hal tersebut sesuai dengan hadits Rasulullah SAW dan beberapa pendapat ulama , di antaranya sebagai berikut:
 "Sesungguhnya, (dinamakan Ramadan) karena menghilangkan dosa-dosa atau membakar (dosa-dosa). Dikatakan menurut satu pendapat, karena hati menerima panasnya nasihat. Dikatakan pula, dinamakan Ramadan karena masyarakat terdahulu ketika memberi nama pada bulan-bulan dengan bahasa terdahul, mereka menamakan bulan dengan musim yang bertepatan pada bulan tersebut, dan Ramadan bertepatan dengan musim panas." (menurut Imam Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujaairami al-Mishri dalam kitabnya).
Kemudian dalam sebuah riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya dinamakan Ramadan karena dapat membakar dosa."
Oleh sebab itu, pada bulan Ramadan yang begitu istimewa, sudah seharusnya dijadikan momentum bertaubat dan memohon ampunan atas segala kesalahan. Ramadan ialah waktu yang tepat untuk melakukan  refleksi diri atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Ramadan menjadi saatnya recharge keimanan dan upgrade kapasitas diri menuju pribadi yang lebih baik lagi dalam beribadah kepada Allah, Sang Maha Kuasa. Ramadan sudah seharusnya membentuk diri menjadi manusia yang semakin beriman menuju pribadi yang bertakwa.
Cilacap, 01 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H