Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

ChatGPT vs Google Bard, Mungkin seperti Ini Gambarannya

1 Maret 2023   17:07 Diperbarui: 1 Maret 2023   17:50 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pengamat dan pengguna AI, kita tinggal menanti di masa mendatang kira-kira siapa yang akan menjadi pemenang dan mampu merebut hati khalayak.

Penerapan AI secara perlahan akan mengubah pola keseharian kita. Mulai dari cara hidup kita dan cara kerja kita tentunya. Beberapa waktu mendatang keberadaan asisten pribadi virtual dan perangkat rumah pintar menjadi semakin umum. 

Terlepas dari semua kemajuan ini, penggunaan AI tetap menjadi topik kontroversial dengan kekhawatiran tentang perpindahan pekerjaan dan implikasi etis.

Sistem AI ChatGPT sendiri menggunakan komputer sistem jaringan saraf mirip manusia yang dilatih menggunakan algoritma transformator dan data teks dalam jumlah besar serta mampu menghasilkan respon terhadap petunjuk pertanyaan berdasarkan apa yang telah dipelajari. 

Perbedaan kecepatan belajar AI dengan manusia sangatlah signifikan. Waktu yang dibutuhkan belajar AI dalam beberapa jam setara dengan manusia yang tekun belajar selama beberapa tahun untuk topik yang sama.

Chat GPT dan Google Bard yang dirilis ke publik ialah versi yang sudah sangat dikendalikan kemampuan belajarnya dengan pembatasan-pembatasan tertentu untuk menghindari opini kontroversi misalnya kebencian, ras, agama, dan perang. 

Kita tentu bisa membayangkan jika perlombaan AI untuk meraih jumlah pengguna memaksa perusahaan melepas versi yang full power. Apabila hal ini terjadi, tidak menutup kemungkinan bisa jadi AI akan belajar tanpa kontrol yang justru membahayakan kehidupan.

Sebagai netizen dan khalayak umum, sudah seharusnya kita bijak dalam menyikapi keadaan ini. Kemajuan teknologi khususnya di bidang kecerdasan buatan memberikan kita tantangan untuk mengambil kemanfaatannya tanpa melupakan efek samping penggunaannya. 

Terlebih di dalam bidang pendidikan, sudah seharusnya kecerdasan buatan dimanfaatkan manusia untuk semakin berpandangan luas, berpikir kritis, serta mampu menerima perbedaan sudut pandang. 

Meskipun keberadaan kecerdasan buatan juga memberikan dampak memanjakan pengguna, tidak dibenarkan jika manusia percaya sepenuhnya dengan hasil penelusuran AI tanpa disertai penalaran kritis dan logika berpikir bijak.

Banyumas, 01 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun